Saham Warner Music Melesat Setelah IPO
Industri musik dinilai tidak berdampak terlalu besar terhadap pelemahan ekonomi.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham Warner Music Group naik delapan persen pada saat pembukaan perdagangan di Nasdaq, New York, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (3/6). Label rekaman terbesar ketiga di dunia itu menjual sahamnya senilai 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp 26,9 triliun melalui penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).
Nilai penerbitan saham oleh Warner Music merupakan yang terbesar sepanjang 2020 ini. Hal itu menandai pulihnya pasar saham di Amerika Serikat (AS).
"Kami menyimpulkan ini momentum yang cukup baik untuk masuk pasar," kata Kepala Eksekutif Warner, Steohen Cooper dalam sebuah wawancara dikutip Reuters, Kamis (4/6).
Warner meningkatkan penawaran terhadap 77 juta saham kelas A sebesar 25 dolar per lembarnya. Sehingga, valuasi saham Warner mencapai 12,75 miliar dolar AS. Awalnya Warner ingin menjual 70 juta saham dengan rentang harga 23-26 dolar AS per lembarnya.
Pada saat pembukaan perdagangan, harga saham Warner melejit ke posisi 27 dolar AS dan terus meningkat hingga 28,75 dolar AS per lembar saham. Sebelumnya Warner sempat menunda penentuan harga IPO karena adanya aksi protes untuk mendukung keadilan rasial di AS.
Pada April lalu, Warner mengalami kenaikan pendapatan hingga 12 persen setelah berhasil merilis album terbaru Dua Lipa yang berjudul Future Nostalgia. Industri musik dinilai tidak berdampak terlalu besar terhadap pelemahan ekonomi, meskipun sejumlah program dan agenda peluncuran juga sempat ditunda akibat Covid-19.