Hurmuzan, Menjadi Mualaf Sebelum Dihukum Mati
Sebelum dihukum mati, Hurmuzan memutuskan menjadi mualaf.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada waktu Hurmuzan, seorang pembesar di negeri Persia diserahkan kepada Umar bin Khattab sebagai tawanan perang, ada yang berkata, "Wahai Amirul Mukminin, orang ini adalah pimpinan rakyatnya. Dia juga teman Rustum (panglima perang di Persia)."
Kemudian terjadilah percakapan antara Umar bin Khattab dan Hurmuzan.
"Bicaralah," kata Umar.
"Saya harus berbicara dengan bahasa orang hidup atau mati?" tanya Hurmuzan.
"Saya akan ungkapkan tentang Islam kepadamu. Cepat atau lambat Insya Allah bisa menjadi nasihat untukmu," kata Umar.
"Sungguh, saya ini hanya percaya dengan apa yang saya yakini sekarang. Saya tidak mau memeluk Islam, karena takut atau terpaksa," jawab Hurmuzan.
Umar bin Khattab kemudian memanggil pengawalnya dengan sebilah pedangnya. Lalu, memberikan perintah memenggal Hurmuzan.
"Apakah begini yang diajarkan oleh Nabi kalian? menjamin keselamatan tawanan, kemudian memubununnya?" tanya Hurmuzan.
"Sejak kapan saya menjamin keselamatanmu?" tanya Umar.
"Bukankah tadi kamu katakan, saya harus bicara dengan bahasa orang hidup?" kata Hurmzan.
"Ya sudah, saya minta maaf," kata Umar.
Sebelum dihukum mati, Hurmuzan mengajukan permintaan kepada Umar. "Berikan saya segelas air sebelum dipenggal! Itu akan lebih baik daripada membunuhku dalam keadaan haus dahaga," pinta Hurmuzan.
Umar kemudian meminta pengawalnya memberinya minum segelas air. Sebelum meneguk air itu, Hurmuzan berkata, "Wahai Amirul Mukminin, apakah saya dijamin aman sampai selesai meneguk air ini?"
"Ya," jawab Umar.
Hurmuzan lalu menyemburkan air yang diteguknya seraya berkata, "Wahai Amirul Mukminin, kesetiaan itu adalah cahaya yang sangat terang."
"Ya, kamu benar. Sudah! cukup apa yang kamu sampaikan dan saya sudah memenuhi permintaanmu," kata Umar.
"Pengawal, angkat pedang," kata Umar.
Kemudian, Hurmuzan berbicara kembali, "Wahai Amirul Mukminin! sekarang ini, saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah. Apa yang diturunkan kepadanya adalah haq dan kebenaran dari Allah semata."
"Sekarang kamu sudah masuk Islam dengan sebaik-baiknya. Apa permintaan terakhirmu?" tanya Umar.
"Saya tidak mau orang-orang menyangka saya masuk Islam karena takut dengan pedangmu!" jawab Hurmuzan.
"Bukankah bangsa persia memiliki akal dan pemikiran yang lebih cerdas dari rajanya?" tanya Umar.
Umar kemudian memerintahkan kaum Muslimin untuk berbuat baik kepadanya dan menghormati Hurmuzan. Hurmuzan kemudian hidup dengan tenang di Madinah.