12 Orang Terinfeksi Ebola di Kongo

WHO menyatakan 12 orang telah terinfeksi virus Ebola dalam wabah baru di Kongo

AP
Pekerja medis menggandeng seorang anak laki-laki yang terpapar virus ebola di pusat rehabilitasi Ebola di Beni, Kongo Timur. WHO menyatakan 12 orang telah terinfeksi virus Ebola dalam wabah baru di Kongo. Ilustrasi.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA - Sebanyak 12 orang telah terinfeksi virus Ebola dalam wabah baru penyakit mematikan itu di Republik Demokratik Kongo, ujar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin.

Satu pekan lalu, otoritas setempat melaporkan enam infeksi di kota barat laut Mbandaka, seraya mengatakan mereka tampaknya terpisah dari wabah lain yang telah berkecamuk di timur sejak 2018. Sekarang ada sembilan kasus yang dikonfirmasi dan tiga kemungkinan kasus penyakit di dan sekitar Mbandaka, kata WHO. Enam di antaranya telah meninggal.

Kota ini terletak di Sungai Kongo, dekat dengan perbatasan Republik Kongo. Rangkaian genetik virus yang diteliti oleh laboratorium biomedis Kongo menunjukkan wabah baru itu kemungkinan telah dimulai sebagai "peristiwa pelimpahan", penularan dari hewan yang terinfeksi, menurut penelitian yang dipublikasikan di virological.org, sebuah evolusi molekuler dan forum epidemiologi.

Dalam laporan situasi, WHO mengatakan 300 orang di Mbandaka dan provinsi Equateur sekitarnya telah divaksinasi, alat yang digunakan petugas kesehatan untuk mengendalikan wabah di timur, yang belum mencatat infeksi baru sejak 27 April.

Mbandaka menderita wabah Ebola skala kecil pada 2018 yang menewaskan 33 orang. Para pejabat kesehatan mengatakan vaksinasi dan upaya penanganan yang cepat termasuk fasilitas cuci tangan bergerak dan kampanye pendidikan dari pintu ke pintu telah mencegahnya.

Kasus-kasus baru di Mbandaka menandai wabah Ebola ke-11 di negara itu sejak virus itu ditemukan di dekat Sungai Ebola di Kongo utara pada 1976. Ini adalah wabah ketiga Kongo dalam dua tahun dari virus yang menyebabkan muntah, diare, dan pendarahan eksternal.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler