New York Buka Kembali Aktivitas Bisnis
New York menjalankan pelonggaran pembatasan sosial tahap satu.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Tepat 100 hari setelah New York melaporkan kasus pertama virus corona mereka, aktivitas bisnis dan perkantoran di ibu kota Amerika Serikat (AS) itu kembali dibuka. New York ditutup selama berbulan-bulan karena virus yang menewaskan hampir 22 ribu warganya.
Masyarakat yang berada di rumah selama beberapa bulan terakhir kembali memenuhi subway dan bus-bus. Kota paling padat di AS itu mulai menjalankan pelonggaran pembatasan sosial tahap satu dengan harapan langkah itu dapat memulihkan perekonomian kota tersebut.
"Jelas untuk sampai ke momen ini, kota ini tempat yang paling terdampak di Amerika karena kami pusatnya," kata Wali Kota Bill de Blasio dalam konferensi pers di Brooklyn Navy Yard, Selasa (9/6).
Sejauh ini, New York kota yang paling terdampak pandemi virus corona di AS. Tapi pada Senin (8/6) rata-rata kasus infeksi dari orang yang dites turun sebesar 3 persen. De Blasio mengatakan masih jauh dibawah ambang batas agar bisa dibuka kembali yang sebesar 15 persen.
De Blasio menambahkan sekitar 400 ribu pekerja kembali ke 32 ribu lokasi pembangunan, pabrik, pusat perbelanjaan dan sejumlah ritel di seluruh penjuru kota. Politisi Partai Demokrat itu meminta para pekerja terutama mereka yang menggunakan moda transportasi massal untuk memakai masker dan menerapkan peraturan pembatasan sosial agar kasus Covid-19 tetap rendah.
Pengguna subway Jim Duke yang bolak bali dari pinggir kota Putnam County mengatakan biasanya subway juga lenggang. Sehingga penumpang dapat menerapkan pembatasan sosial dengan menjaga jarak satu sama lain.
"Tidak banyak orang di sana, jadi sejauh ini cukup mudah," kata Duke yang mengenakan masker.
Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo mengatakan wilayah lain di negara bagian itu juga siap dibuka kembali tanpa adanya kenaikan jumlah kasus infeksi, karena restoran dan ritel tetap hanya boleh melayani pelanggan di luar ruangan.
"Jika kami mengikuti pedoman di Kota New York, maka seharusnya tidak ada kenaikan jumlah kasus infeksi, seperti yang terjadi di sana, tidak ada lonjakan kasus infeksi di wilayah lain," kata Cuomo.