Ponpes di Malang Siap Laksanakan New Normal

Ponpes Al-Ishlahiyah telah menyiapkan sejumlah hal sebelum melaksanakan new normal

ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Seorang santri mengecek suhu tubuh para santri lainnya
Rep: Wilda Fizriyani Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Cucu pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al- Ishlahiyah, Singosari, Kabupaten Malang, Ahsani F Rahman menyatakan kesiapannya dalam menyambut kehidupan dengan normalitas baru (new normal life). Kegiatan pesantren bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan standar protokol kesehatan Covid-19.

Ahsani mengatakan, Ponpes Al-Ishlahiyah telah menyiapkan sejumlah hal sebelum melaksanakan normalitas baru. Beberapa di antaranya seperti menerapkan cuci tangan, penggunaan masker dan jaga jarak.

Lembaganya juga telah mengimbau santri melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing sebelum kembali ke ponpes. Namun imbauan tersebut tak berlaku untuk santri yang sudah lama tidak pulang. "(Sementara) ruang isolasi khusus (di ponpes) masih belum kami siapkan," jelas Ahsani saat dihubungi Republika, Selasa (9/6).

Adapun ketersediaan masker, Ahsani menerangkan, ini menjadi tanggung jawab masing-masing santri. Santri diminta membawa masker secara mandiri sedangkan ponpes hanya bisa menyediakan cadangannya. Ponpes juga telah menyiapkan tandon untuk cuci tangan para santri.

"(Dan) terkait rapid test masih kami koordinasikan dengan pihak puskesmas," ucapnya.

Kementerian Agama (Kemenag) telah membuat draf new normal atau penyelenggaraan pendidikan di pesantren dan pendidikan keagamaan di masa pandemi virus corona atau Covid-19. Draf tersebut sudah mulai dibahas Kemenag bersama kementerian lainnya, Senin (8/6).

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag, Prof Kamaruddin Amin memastikan akan menyempurnakan surat edaran terkait penyelenggaraan pendidikan di pesantren dan pendidikan keagamaan selama masa pandemi Covid-19. Apalagi kementeriannya mendapat banyak masukan  yang bervariasi dari berbagai pondok pesantren dan asosiasi-asosiasi pondok pesantren. Salah satunya dari Rabithah Ma'ahid Al Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama (NU).

Menurut Kamaruddin, terdapatbeberapa pihak mengharapkan pondok pesantren tidak dulu beroperasi sebelum Covid-19 benar-benar menghilang. "Ada juga yang menyarankan pondok pesantren tetap menjalankan pendidikan di pesantren dengan menjaga protokol pencegahan Covid-19," ucap Kamaruddin.




BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler