Usai Mike Tyson Bersyahadat: Panggil Saya Malik Abdul Aziz
Mike Tyson mengenal Islam selama berada di penjara.
REPUBLIKA.CO.ID, Menangis tersedu. Begitulah tampilan mantan juara tinju kelas berat Mike Tyson alias Malik Abdul Aziz, nama saat memeluk Islam pada 1993. Ia tak kuasa menahan tangis saat wawancara podcast terbarunya dengan mantan juara dunia tinju kelas menengah Sugar Ray Leonard.
Ia mengaku jiwanya merasa kosong. Kosong selama berbertahun-tahun usai pensiun dari dunia tinju. Padahal sebelumnya, Tyson menjadi petinju yang paling ditakuti di kelas berat.
"Saya tahu seni bertarung. Itulah sebabnya saya sangat ditakuti, itu sebabnya mereka takut saya ketika saya di atas ring," ujar Tyson. Pria berusia 53 tahun, sembilan bulan itu, mengungkapkan, ia terlahir sebagai seorang ekse kutor. Kini hal itu tinggal kenangan. Ia merasa bukan siapa-siapa lagi. "Itulah alasan mengapa aku menangis, karena aku bukan orang itu lagi. Aku merindukannya," ujar lelaki berjuluk manusia besi atau iron man.
Kenal Islam
Tyson mengenal Islam di penjara. Saat itu dia sedang menjalani hukuman dalam kasus perkosaan terhadap mantan kekasihnya, Desiree Washington. Pengadilan memutuskan Tyson bersalah dan harus menjalani hukuman selama tiga tahun, sejak 1992 hingga 1995.
Ulama dari Nation of Islam, organisasi Muslim kulit hitam di Amerika Serikat, Muhammad Siddeeq, mengajarinya tentang Islam. Tyson mengucapkan kalimat syahadat di penjara paa 1994. Di penjara, Tyson selalu minta para sipir untuk memanggilnya: Malik Abdul Aziz, nama Muslimnya.
Tyson mengaku mendapat ketenangan diri setelah mempelajari Islam dan sering mem baca Al-Quran. Teman yang rajin mengun junginya saat di penjara adalah Edi Gargory. Edi adalah petinju di era 1980-an. Setelah masuk Islam, namanya diganti menjadi Edi Mustafa Muhammad.
Menurut Edi Mustafa Muhammad, Malik Ab dul Aziz kini menjadi sosok yang tenang, sa bar, dan lebih rendah hati. Ketika akan melangkah keluar meninggalkan penjara, yang dilakukan Tyson sujud syukur dan melakukan sholat.
"Islam telah memberi tujuan dan jalan hidup kepada Tyson. Dan aku bertemu de ngannya setiap Sabtu pagi untuk melaksanakan sholat berjamaah. Dari sanalah masing-masing dari kita pergi menuju tujuannya. Aku mengunjungi dia bukan untuk mencari pe kerjaan, tapi aku membezuk dia sebagai saudara," ujar Edi mengisahkan.
Hal pertama yang dilakukan Tyson setelah keluar penjara, melaksanakan ibadah haji ke tanah suci Makkah. Tyson sangat terkesan dengan kota Makkah dan Madinah.
"Saya masih suka menangis bila ingat, saya bisa datang ke tanah suci. Yang paling berkesan bagi saya, saat menjalani sholat Raudhah di samping makam Nabi Muhammad SAW," tuturnya sambil menerawang jauh mengingat masa lalunya.
Kabar Tyson masuk Islam pun diketahui petinju legendaries, Muhammad Ali. Ali sebelum masuk Islam bernama Cassius Marcellus Clay Jr. Ia mendukung keputusan Tyson menjadi seorang Muslim. Ali sosok petinju idola Mike Tyson. Ali memutuskan masuk Islam pada 1964.
"Saya senang menjadi Muslim. Allah tidak membutuhkan saya, saya butuh Allah. Saya tidak pernah merasa rendah hati sebelumnya," ujar Tyson dalam wawancara dengan FOX411.
Titik balik
Menjadi Muslim merupakan titik balik kehidupannya. Petinju kelahiran Brooklyn, New York, itu mengaku menjalani kehidupan yang liar. Terutama setelah menjadi juara dunia tinju kelas berat pada 1986-1990.
Uang melimpah dan ketenaran tiada tara. Dua hal itu merusak kehidupan Tyson. Belum lagi ketergantungan alkohol dan obat-obatan terlarang. Ia kerap melakukan penganiayaan dan pemerkosaan hingga akhirnya mendekam di penjara selama tiga tahun, pada 1992-1995.
Di dalam penjara Indiana yang dingin dan sepi, Tyson hanya bisa merenungi nasibnya. Termasuk mengenang kisah kehidupan rumah tangganya. Rumah tangga 'seumur jagung' ber sama selebritas Robin Givens. Bersama Givens, perkawinannya kandas dan bercerai pada 1988.
Ia nyaris tak pernah kesepian. Keriaan selalu dinikmatinya dari pesta ke pesta. Dari hotel mewah satu ke hotel mewah lainnya, bersama para wanita penghibur papan atas. Ia punya modal besar untuk hidup berfoya-foya setiap hari.
The New York Times menulis, sejak ber ka rier di dunia tinju profesional 1984, Iron Man Tyson memiliki kekayaan lebih dari 400 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,6 triliun. Tyson petinju dengan bayaran termahal pada eranya. Di ma sa keemasannya, sekali bertarung Tyson di bayar 30 juta dolar AS atau setara Rp 270 miliar.
"Saat itu saya seorang bajingan, psikopat dan sebuah kotoran. Saya pikir saya raja dunia. Tidak akan ada petinju yang menelan obatobat an lebih banyak daripada saya. Bahkan saya tidak menyangka bisa hidup lebih dari 30 tahun. Saya beruntung masih bisa hidup. Tinju telah membuat saya gila," ujar Tyson kepada Speigel.
Di situlah Tyson sadar, orang-orang hanya memanfaatkan ketenaran dan uangnya ketika masih berjaya di atas ring. Ketika bangkrut, tidak ada orang yang membantu Tyson. Ia mengaku terus berusaha mendekatkan diri dengan Allah saat melalui masa-masa sulit.
Bangkrut
Petinju yang memiliki rekor 50 menang, dan enam kalah itu justru senang dengan kondi sinya yang bangkrut. Aktor Hollywood yang juga sahabatnya, Jamie Foxx, mengaku sempat berbincang dengan Tyson di Miami, Amerika Serikat. Foxx mengatakan kehidupan Tyson jauh lebih baik saat ini.
"Saya senang. Semuanya berkat Allah. Saya tidak punya uang, jadi saya senang. Tidak ada orang yang menginginkan sesuatu dari saya'," ujar Foxx menirukan pernyataan Tyson seperti dilansir ABC News.
"Ketika saya punya uang, saya melakukan hal-hal yang buruk, dan semua orang selalu berharap dari saya. Padahal, yang saya ingin kan hanyalah tetap dicintai'," ujar Foxx me nirukan Tyson.
Dalam keadaan terpuruk, kecintaan Tyson terhadap Islam tidak padam. Setelah lebih dari satu dekade menjadi Muslim, Tyson akhirnya berangkat umrah pada Juli 2010.
Seperti dikurip dari Saudi Gazette, Tyson pertama kali menginjak kaki di Tanah Suci pada 2 Juli 2010. Ia menangis ketika mengun jungi Masjid Al-Nabawi di Madina, Arab Saudi. Tyson melakukan juga melakukan ibadah di Masjid Al-Nabawi. Ia mengaku mendapat pengalaman spiritual luar biasa selama di Tanah Suci.
"Saya senang punya fans yang mencintai saya di sini (Arab Saudi). Tapi, saya berharap mereka meninggalkan saya sendiri untuk menikmati momen spiritual di Tanah Suci. Saya tidak kuasa menitikkan air mata ketika saya mengetahui saya berada di salah satu taman surga," ucap Tyson.