Indonesia Ditargetkan Jadi Pengekspor Udang Terbesar Dunia

Ekspor udang Indonesia baru mencapai satu juta ton setahun.

Antara/Wahdi Septiawan
Pekerja menunjukkan udang belalang. Indonesia ditargetkan bisa mengekspor hingga 4 juta ton udang keluar negeri,
Rep: Riga Iman Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menargetkan Indonesia sebagai pengekspor udang terbesar dunia. Hal ini disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP) Kabupaten Sukabumi, Kamis (18/6) sore.

''Potensi perikanan budidaya baik darat maupun pesisir khususnya tambak udang sangat besar,'' ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo kepada wartawan. Sehingga menjadi priorotas dan akan memperkuat sektor tambak udang.

Edhy menuturkan, ekspor udang Indonesia masih mencapai satu juta ton setahun. Cita-cita ke depan menjadi pangsa udang dunia dan Indonesia menjadi motornya karena memiliki potensi luas.

Saat ini lanjut Edhy, India menjadi pangsa ekpsor terbesar dunia. Namun di masa pandemi ini India lockdown, sementara Indonesia kini tidak berhenti produksi udang.

Apalagi pelaku usaha dan para bupati antusias membuka peluang eskpor udang. ''Saya minta kepala daerah ketika lahan ada disiapkan dan undang investor baik lokal dan luar negeri,'' imbuh dia.

Produktivitas budidaya udang pada waktu dahulu hanya satu ton per hektare. Saat ini dengan program intensifikasi satu hektare menghasilkan paling sedikit 40 ton.

Menurut Edhy, potensi udang khususnya berada di Jawa bagian selatan sangat besar karena air laut bagus dan bersih sedangkan di utara Jawa sudah terlalu banyak. Sehingga kini pemerintah akan memperkuat wilayah selatan sampai Jawa Timur.

Ke depan kata Edhy, Indonesua ditargetkan kuasai pasar udang dunia. Seperti diketahui kebutuhan udang dunia mencapai 13 juta ton hingga 15 juta ton per tahun dan Indonesia baru 1 juta ton dan harapannya minimal Indonesia mampu memasok 4 juta ton.

''Saya optimis membangun padat karya di sektor tambak udang meskipun tidak luas seperti di Sulawesi dan Jawa,'' kata Edhy. Budidaya udang dengan luasan kecil tapi menghasilkan cukup banyak.

Dalam kunjungannya tersebut Edhy Prabowo juga menyatakan Palabuhanratu akan dipertimbangkan naik status dari pelabuhan nusantara menjadi pelabuhan samudera.

''Hari ini saya mengunjungi Palabuhanratu dalam rangka melihat langsung aktivitas nelayan penangkapan, apa yang jadi permasalahan dan akan dicari jalan keluar,'' ujar Edhy Prabowo. Salah satunya sarana infrastruktur pelabuhan yang sangat diharapkan perbaikan dan penguatan serta termasuk perluasan.

Terutama aspirasi dari pemda untuk meningkatkan Palabuhanratu dari pelabuhan nusantara menjadi pelabuhan samudera. Bedanya dengan pelabuhan samudera cakupan jaug lebih besar dan diharapkan bisa ekspor langsung.

Namun kata Edhy, hal ini akan dihitung termasuk perlunya bea cukai. Ia mengatakan membuka ekspor langsung dari Palabuhanratu dinilai lebih efisien dibandingkan harus di Jakarta.

Terlebih lanjut Edhy, potensi perikanan Sukabumi cukup besar karena perlintasan tuna secara internasional dan selain itu ada jenis lainnya. Hal ini karena potensi yang didaratkan (tuna) di sini 10 ribu ton per tahun.

Edhy meyakini, bila kapal nelayan diperbaiki, diperbesar dan diperbanyak maka hasil tangkapan jauh lebih besar. Di samping itu termasuk opimalisasi perbatasan zona ekslusif yang belum banyak yang akan didorong.


Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler