WHO Ingatkan Pandemi Lebih dari Sekadar Krisis Kesehatan

Pandemi menguji manusia pentingnya lakukan solidaritas kemanusiaan.

AP
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pandemi Covid-19 masih terus terjadi.
Rep: Fergi Nadira Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kembali bahaya virus korona tipe baru atau Covid-19 yang masih jauh dari usai. Hal ini dikatakannya bahkan ketika sejumlah negara Eropa dan dunia mengurangi pembatasan guna mengekang penyebaran virus.

"Pandemi masih meningkat," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam forum kesehatan virtual yang diselenggarakan oleh Dubai di Uni Emirat Arab.

"Kita tahu bahwa pandemi itu lebih dari sekadar krisis kesehatan, ini adalah krisis ekonomi, krisis sosial, dan di banyak negara krisis politik. Efeknya akan terasa selama beberapa dekade mendatang," ujarnya menambahkan seperti dikutip laman Channel News Asia, Selasa (23/6).

Ghebreyesus mengatakan ancaman terbesar yang dihadapi dunia bukanlah virus itu sendiri, yang kini telah menewaskan lebih dari 465 ribu orang dan menginfeksi hampir sembilan juta di seluruh dunia. Melainkan kurangnya solidaritas global dan kepemimpinan global.

"Kita tidak bisa mengalahkan pandemi ini dengan dunia yang terpecah. Politisasi pandemi telah memperburuknya," ujarnya.

Penyebaran Covid-19 semakin cepat di seluruh Amerika Latin. Seperti Meksiko, Peru dan Cile yang juga terpukul keras ketika jumlah korban tewas melonjak dan fasilitas kesehatan didorong menuju keruntuhan. Menyoroti kesengsaraan di kawasan itu, Peru melewati 8.000 kematian pada Ahad meskipun bersiap untuk membuka kembali pusat perbelanjaan pada Senin.

Bergeser ke wilayah Eropa, Prancis mengadakan konser tahunan yang memanggil banyak orang setelah pertama dibuka dari pembatasan. Orang-orang yang bersuka ria memadati jalan-jalan kota Paris, sebagian besar bermasker dan jarak sosial, untuk menikmati konser di kafe dan di sudut-sudut jalan.

Pelonggaran pembatasan yang terjadi masih meninmbulkan kekhawatiran bahwa virus mungkin akan kembali muncul.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler