Prediksi Masa Puncak dan Transisi Pandemi Covid 19

Mengkaji masa puncak pamdemi Covid 19 di Jawa Timur

ANTARA/Wahdi Septiawan
Karyawan dengan menggunakan masker menyortir barang paket kiriman di Kantor PT Pos Indonesia .
Red: Muhammad Subarkah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dr Rosidi Roslan Skm SH MPH, Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya

Penyelesaian masalah Kesehatan bukan hanya tugas sektor Kesehatan. Semua lini harus bekerja sama dengan sinergitas yang terencana.  Keberhasilan sebuah upaya kesehatan adalah buah dari Kerjasama berbagai pihak. Termasuk di dalamnya adalah masyarakat itu sendiri.

Bisa dibilang, justru peran serta masyarakat inilah yang paling banyak berpengaruh. Mengingat hal itu, maka komunikasi menjadi hal yang esensial agar proses bekerja Bersama berlangsung dengan pemahaman tujuan yang sama.

Pada kesempatan terdahulu misalnya telah disampaikan hasil kajian epidemiologi yang telah dilakukan oleh BBTKLPP Surabaya. Kajian tersebut mencoba memprediksi waktu puncak Pandemi covid-19 di Jawa Timur. Dari olah data, puncak pandemi diperkirakan akan terjadi pada minggu ke empat bulan Juni 2020.

Bisa dipastikan banyak diantara kita menunggu dengan harap-harap cemas; benarkah prediksi hasil kajian tersebut? Bukan tidak mungkin prediksi ini berubah. Banyak faktor yang mempengaruhi, antara lain;  Pertama, keberhasilan intervensi pemerintah melalui PSBB, yaitu pengetatan ataupun pelonggaran aktivitas masyarakat.

Kedua, kepatuhan dan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Ketiga,  kesiapan dalam menghadapi new normal.

Semua  hal tersebut perlu disosialisasikan oleh jajaran pemerintah yang terdiri dari lintas sektor kepada masyarakat. Tentunya dengan strategi yang tepat. Pada point inilah pentingnya Teknik komunikasi, agar masyarakat dari berbagai lapisan terpapar informasi dan edukasi tentang bahaya covid-19, pentingnya menjalankan protokol kesehatan (memakai masker maupun face shield, social dan physical distancing, sering cuci tangan pakai sabun, mengganti baju setelah bepergian), dan  pentingnya isolasi mandiri bagi penderita maupun kontak erat.

Maka bula, kembali kepada pertanyaan mungkinkan puncak pandemi akan terjadi pada Juni minggu ke empat? Dalam hal ini ada beberapa kemungkinan:

Kemumkinan pertama:

PSBB telah berakhir, dan sebagian besar masyarakat telah melakukan aktifitas dengan nyaris normal. Bahkan ada istilah populer di kalangan pengamat, bahwa masyarakat bukan lagi menuju new normal, namun lebih tepatnya back to normal Kembali ke masa normal). Akibatnya, proporsi pemakai masker hampir sama banyak dengan yang tidak memakai masker.

Bila hal ini terus berlangsung tanpa ada upaya dari masyarakat untuk merubah perilaku, maka bukan tidak mungkin puncak pandemi masih akan merangkak melampaui minggu ke empat bulan Juni.

Kemungkinan kedua:

PSBB telah berakhir. Sebagian besar masyarakat telah melakukan aktifitas dengan nyaris normal. Namun terjadi sebuah titik balik yang membuat perubahan besar perilaku masyarakat yang selama ini kurang atau malah mengabaikan protocol Kesehatan. Mereka mulai paham dan lebih tanggap/peduli terhadap protocol Kesehatan. Titik balik tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal.

Contohnya ketika banyak keluarga atau kerabat dari kalangan tokoh masyarakat atau sebuah komunitas, yang tertular. Bila itu terjadi, maka Juni minggu ke empat adalah puncak pandemi; sesuai prediksi.


 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler