BIN Gelar Rapid Test di Bandung

Sasaran pemeriksaan Covid-19 sekitar seribu orang

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas medis mengambil sampel darah warga saat rapid test masal di Gedung Promosi Bandung, Jalan Raya Cijerah, Kota Bandung, Kamis (25/6). Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar tes diagnostik cepat (rapid test) massal gratis kepada warga guna mendeteksi dan mengantisipasi penyebaran Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika
Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat untuk mendeteksi penularan Covid-19 di Gedung Promosi Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Jalan Raya Cijerah, Kota Bandung, Kamis (25/6).

"Sampai saat ini, dari 92 orang (yang diperiksa) ada satu orang yang reaktif, dari yang reaktif itu kita akan lakukan swab test (pemeriksaan spesimen usap hidung dan tenggorokan)," kata Staf Khusus BIN Mayjen TNI Suyanto.

Apabila selama pemeriksaan ada warga yang terindikasi tertular virus corona penyebab Covid-19, ia mengatakan, Dinas Kesehatan akan menindaklanjuti dengan menerapkan prosedur karantina dan pemeriksaan lanjutan pada warga yang bersangkutan.

Ia menyampaikan, sasaran pemeriksaan Covid-19 menggunakan alat tes diagnostik cepat sekitar 1.000 orang per hari. Guna mendukung kegiatan pemeriksaan, dua mobil laboratorium Biosafety Level 2 (BSL2) dikerahkan.

Pemeriksaan Covid-19 di Gedung Promosi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung diikuti oleh warga umum. Kegiatan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan. BIN menggelar kegiatan pemeriksaan Covid-19 di sejumlah daerah di Indonesia. Di Kota bandung, kegiatan pemeriksaan bakal dilakukan selama tiga hari hingga 27 Juni 2020.

Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan bahwa grafik penularan Covid-19 sudah melandai di Kota Bandung.

"Sekarang (pasien di) tempat-tempat isolasi sudah mulai pada pulang, sudah sehat Alhamdulillah," kata Oded.

Ia berharap kasus Covid-19 di Kota Bandung terus menurun."Walaupun di satu sisi kita punya kewajiban rapid test masif, swab test masif, tapi di sisi lain kita harapkan hasil kurvanya tidak melonjak," kata dia.



sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler