Ternyata Alquran Isyaratkan Ada Kehidupan di Planet Lain?
Alquran mengisyarakatkan adanya kehidupan di planet lain selain Bumi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ruang angkasa selalu menjadi misteri keilmuan yang menawarkan rasa penasaran besar bagi umat manusia. Miliaran bintang yang kita lihat di langit malam hanyalah secuil dari tanda kebesaran Allah SWT. Semua itu pun belum mampu dijamah peradaban keilmuan manusia secara menyeluruh hingga saat ini.
Allah SWT berfirman dalam Alquran surat al-Isra ayat 85 yang penggalannya berbunyi sebagai berikut.
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا “Wa maa utitum minal-ilmi illa qalilan/Dan tidaklah kamu (manusia) diberi pengetahuan melainkan sedikit.”
Meski hanya sedikit pengetahuan yang manusia ketahui, perintah untuk mencari ilmu pun tak sedikit yang disinggung oleh agama. Salah satu ilmu pengetahuan yang mengundang rasa ingin tahu dan patut dipelajari adalah ruang angkasa.
Tentang bagaimana planet-planet dan bintang saling hidup dan mati, bagaimana ruang angkasa ada dan berakhir, serta kemungkinan adanya makhluk hidup di luar bumi. Allah berfirman dalam Alquran surat asy-Syura ayat 29 sebagai berikut.
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِنْ دَابَّةٍ ۚ وَهُوَ عَلَىٰ جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاءُ قَدِيرٌ
“Wa man ayatihi khalqussamawati wal-ardhi wa ma batssa fihima min dabbatin wa huwa ala jam’ihim idza syaau qadirun.”
"Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Mahakuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya."
Dalam buku Mirror Earth karya Michael Lemonick disebutkan bahwa kemungkinan adanya kehidupan di luar bumi memang ada. Planet tempat dimungkinkannya kehidupan itu tidak mesti berukuran sama dengan bumi.
Disebutkan, salah satu bulan milik Jupiter bernama Europa dicurigai sebagai salah satu tempat di luar Bumi yang memiliki tanda-tanda kehidupan makhluk asing. Hal ini dibuktikan dengan penampakan retak-retak permukaan es yang relatif muda.
Yang mana hal itu bukti bahwa di balik es tersebut terdapat lautan air cair. Pada jarak 800 juta kilometer dari matahari, air Europa semestinya beku padat. Namun, bulan ini senantiasa berkontraksi akibat tarik ulur pasang dari Jupiter dan beberapa bulan lain yang mengelilinginya.
Hal itu menghasilkan panas yang dapat menjaga wujud air di bawahnya agar tetap cair. Secara teori, para ilmuwan berpendapat bahwa di bawah air itu bisa saja terdapat kehidupan.
Sejumlah pakar ilmu tafsir pun kerap berpendapat bahwa surat asy-Syura ayat 29 merupakan salah satu ayat yang menyebut kemungkinan keberadaan makhluk asing di luar Bumi.
Dari uraian tersebut saja, manusia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memecahkan keabsahan salah satu bulan dari Jupiter. Sementara itu, di ruang angkasa, miliaran benda langit bertebaran yang mengundang rasa ingin tahu yang tak berkesudahan.
Wujud ruang angkasa dan alam semesta pun juga menjadi hal yang menarik untuk dicari tahu. Kosmolog asal Inggris, Stephen Hawking, bahkan menghabiskan lebih dari separuh umurnya untuk mencari tahu mengenai asal muasal alam semesta, lubang hitam, hingga misteri waktu yang diciptakan dari rantaian pergerakan benda-benda langit.
Dalam buku A Brief History of Time yang ditulisnya, Hawking menjelaskan tentang bagaimana ruang dan waktu ada dalam perspektif fisika dan sains. Ruang dan waktu menjadi besaran dinamis ketika benda bergerak, gaya bertindak, serta ada pengaruh pada kelengkungan ruang dan waktu.
Sebaliknya, struktur ruang dan waktu memengaruhi cara bergerak dan gaya bertindak. Ruang dan waktu tak hanya memengaruhi, tetapi juga dipengaruhi oleh segala sesuatu yang terjadi di alam semesta.
Menurut Hawking, berdasarkan teori relativitas umum Einstein, teori tersebut menyiratkan bahwa alam semesta haruslah memiiki pemulaan dan akhirannya. Penemuan serta pendapat-pendapat ilmiah ini pun jika dikaitkan dengan Alquran memiliki relasi yang kuat.
Allah SWT berfirman dalam Alquran surat al-Anbiya ayat 104 yang penggalannya berbunyi: كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَا ۚ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ
“Kama bada’na awwala khalqin nu’iduhu wa’dan alaina inna kunna faa’ilin/Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya (menciptakan dan mematikannya). Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati, sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya."