WHO: Pandemi Covid-19 Masih Jauh dari Akhir
Semua negara diminta WHO harus dapat mengatasi pandemi Covid-19
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19 masih belum selesai dan kemungkinan hal buruk bisa terjadi. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, semua negara harus dapat mengatasi pandemi atau dapat menghadapi hal yang lebih buruk.
"Virus masih memiliki banyak ruang untuk bergerak. Kita semua ingin ini berakhir. Kita semua ingin melanjutkan hidup kita. Tetapi kenyataannya yang sulit adalah, ini bahkan belum dekat untuk berakhir," ujar Ghebreyesus.
Selama enam bulan, WHO dan mitranya telah bekerja keras untuk mendukung semua negara dalam menghadapi pandemi Covid-19. Ghebreyesus mengatakan, walaupun banyak negara telah membuat kemajuan secara global, pandemi virus corona menyebar semakin cepat. Oleh karena itu, dia meminta setiap negara harus fokus untuk menyelamatkan kehidupan warganya. Hal itu termasuk memberdayakan masyarakat untuk patuh kepada protokol kesehatan sehingga dapat melindungi diri mereka sendiri dari infeksi virus corona.
"Menjaga jarak secara fisik, menjaga kebersihan tangan, menutup mulut ketika batuk, memakai masker, tetap berada di dalam rumah, dan hanya membagikan informasi dari sumber yang dapat dipercaya," kata Ghebreyesus.
Jumlah kematian akibat virus corona secara global telah melampaui 500.000. Sementara, jumlah kasus yang dikonfirmasi saat ini mencapai lebih dari 10 juta.
Amerika Latin kini menjadi episentrum penyebaran pandemi virus corona. Brasil, Peru, Chile, dan Meksiko adalah salah satu negara yang paling terkena dampak pandemi di dunia. Direktur Kedaruratan WHO, Mike Ryan mendorong semua negara saling bekerja sama untuk mengatasi pandemi virus corona.
"Kami memiliki banyak komunitas dengan sistem kesehatan yang buruk dan kondisi kehidupan yang buruk yang perlu kami dukung. Dan kami perlu fokus pada hal itu," kata Ryan.