Potret Tata Kelola Keuangan dan Pangan Keluarga Rasulullah
Keluarga Rasulullah SAW terkenal tata kelola keuangan dan pangan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam berbagai penelitian yang dilakukan para ulama dan sarjana Muslim tentang urusan rumah tangga Nabi Muhammad SAW, terdapat hal yang menakjubkan yang diketahui lebih jauh.
Ternyata, rumah tangga Rasulullah dipenuhi semua elemen pembelajaran hidup. Dalam buku Harta Nabi karya Abdul Fattah As-Samman dijelaskan, terdapat beberapa hal yang menjadi istimewa dan bisa diambil teladan dari urusan rumah tangga Rasulullah SAW.
Rasulullah merupakan sosok yang paling dermawan di muka bumi. Namun demikian, beliau juga tidak menginfakkan seluruh harta kekayaannya untuk orang lain.
Rasulullah mempunyai fai (harta rampasan perang yang diperoleh dari musuh tanpa terjadinya pertempuran) dari tanah Bani Nadhir sehingga beliau tidak menginfakkan semua hartanya.
Untuk menjaga ketahanan keluarga dari sisi finansial, Rasulullah juga menekuni perdagangan dengan menjual dan membeli barang. Artinya, Rasulullah senantiasa berdagang dengan tujuan meneruskan pekerjaan dan berama.
Tak hanya itu, dalam urusan ketahanan pangan keluarga, Rasulullah juga melakukan simpan makanan untuk persediaan selama setahun bagi keluarga beliau. Hal ini merupakan isyarat yang sangat penting mengingat tak setia hari kebutuhan pangan bisa didapatkan.
Bahkan Rasulullah kerap menyimpan kebutuhan makanan pokok lebih dari satu tahun. Namun dengan catatan bahwa makanan yang disimpan lebih dari setahun itu tidak rusak ketika disimpan.
Selain itu Rasulullah tidak meninggalkan keluarganya menjadi beban bagi orang lain. Beliau bahkan menginfakkan sejumlah hartanya kepada anak-anaknya. Sehingga keluarga Rasulullah pun sepeninggal beliau tidaklah menjadi beban siapapun.
Sepeninggal Rasulullah, Sayyidina Abu Bakar mengucurkan belanja untuk kebutuhan semua ummul mu'minin (istri-istri Nabi). Sementara itu, belanja untuk memenuhi kebutuhan mereka ada masa Sayyidina Umar bin Khattab jumlahnya sangat melimpah.