Iqbaal Ramadhan Jadi Perkutut di Sandiwara Sastra
Iqbaal Ramadhan jadi tokoh perkutut di sandiwara sastra cerpen karya Putu Wijaya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berperan sebagai tokoh manusia sudah jadi hal biasa bagi aktor Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. Dia menjajal pengalaman baru dengan mengisi suara tokoh perkutut dalam format audio adaptasi cerpen "Kemerdekaan" karya Putu Wijaya.
"Ini peran pertamaku yang bukan jadi manusia, sangat menarik. Banyak mengeksplorasi karakter untuk membuat suara burung dengan bahasa yang dimengerti orang-orang," ujarnya pada konferensi pers virtual yang disimak di Jakarta, Senin (6/7).
Burung perkutut dalam cerita adaptasi untuk program Sandiwara Sastra itu memang dikisahkan bisa berbicara seperti layaknya manusia. Akan tetapi, ada suara-suara khas yang harus ditirukan Iqbaal sedemikian rupa, supaya pendengar semakin yakin.
Dia banyak mendapat bantuan dari sutradara program Gunawan Maryanto. Meski sedang berada di Melbourne, Australia, untuk menempuh studi, Iqbaal tetap melakukan latihan dan mengisi suara program secara jarak jauh.
Program Sandiwara Sastra adalah kegiatan besutan Titimangsa Foundation, KawanKawan Media, dan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud RI. Program dapat disimak mulai Rabu (8/7) pukul 17:00 WIB lewat podcast @budayakita.
Terdapat total 10 episode yang masing-masing berdurasi 30 menit. Selain cerpen Putu Wijaya, sesi lain mengadaptasi karya para sastrawan Indonesia, seperti Ahmad Tohari, Pramoedya Ananta Toer, Ayu Utami, Dewi Lestari, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya Iqbaal, program Sandiwara Sastra melibatkan puluhan aktor, aktris, dan figur publik. Beberapa di antaranya yaitu Nicholas Saputra, Reza Rahadian, Najwa Shihab, Kevin Ardilova, Jefri Nichol, Chelsea Islan, dan Pevita Pearce.
Menurut Iqbaal, program Sandiwara Sastra sangat relevan dengan kondisi kekinian. Pemeran film Bumi Manusia itu mendapati, banyak generasi muda seusianya kerap menyimak podcast atau belajar dari buku audio karena alasan kepraktisan.
"Bisa didengarkan saat melakukan hal lain, nggak harus menyediakan waktu khusus. Adanya alih wahana dalam bentuk podcast ini bisa membuat ketertarikan baru untuk mengenal sastra," tutur personel grup musik Svmmerdose tersebut.