Tips Mengatasi Jerawat Selama Pandemi
Selain jerawat, masalah rambut rontok juga dialami sebagian orang selama pandemi.
REPUBLIKA.CO.ID, MEMPHIS -- Penggunaan masker dapat membantu mencegah penularan Covid-19 selama pandemi berlangsung. Akan tetapi, penggunaan masker yang terus-menerus dapat memicu timbulnya jerawat pada kulit. Seorang ahli menyebut fenomena ini sebagai "mask-ne".
"Orang-orang mengalami lebih banyak jerawat karena suhu yang hangat, kondisi (kulit) tertutup dan kelembapan," ujar dr Purvisha Patel dari Advanced Dermatology di Memphis, seperti dilansir di WMC Action News, Rabu (8/7).
Untuk mencegah "mask-ne" terjadi, Patel memberikan beberapa saran. Salah satunya adalah melakukan eksfoliasi kulit secara rutin. Selain itu, patel juga merekomendasikan untuk cuci muka minimal dua kali sehari.
"Bersihkan semua bakteri dan jamur dari kulit Anda setidaknya dua kali sehari," kata Patel.
Selain di wajah, sebagian orang mungkin lebih sering mengalami jerawat di badan saat pandemi. Alasannya, situasi pandemi membuat banyak orang menjadi lebih lama duduk hingga jarang mengganti baju. "Mungkin kita menggunakan celana yoga sepanjang hari," ujarnya.
Masalah ini bisa semakin buruk bila tidak dapat menjaga pola makan yang sehat dalam dalam keseharian. Untuk menunjang kesehatan kulit, Patel merekomendasikan untuk minum minimal enam gelas air putih per hari, delapan jam tidur malam, asupan multivitamin dan probiotik.
Dia menyebut bukan hanya masalah jerawat, tak sedikit orang yang merasakan stres di kala pandemi. Stres yang berlebih dapat menyebabkan sebagian orang mengalami keluhan rambut rontok. "Ada fenomena yang disebut telogen effluvium," kata Patel.
Dia menyarankan orang-orang yang mengalami keluhan rambut rontok untuk mengonsultasikannya ke dokter ahli dermatologi. Dokter dapat memberikan terapi yang tepat untuk menangani rambut rontok.