Erick Thohir Minta BUMN Beradaptasi dengan Normal Baru
Selama vaksin belum ditemukan, dunia usaha harus bisa beradaptasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta BUMN mampu beradaptasi dengan situasi terkini imbas dari pandemi covid-19. Erick menilai masa sekarang dalam situasi yang penuh ketidakpastian akibat belum ditemukannya vaksin covid-19.
"Ini situasi normal baru yang suka tidak suka harus kita hadapi selama vaksin belum ditemukan. Saya lihat vaksin ini belum bisa ditemukan dalam waktu pendek. Semoga saya salah," ujar Erick saat acara pemberian apresiasi dan terima kasih kepada tenaga medis dan relawan Covid-19 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (9/7).
Kata Erick, apabila vaksin ditemukan pada akhir tahun dan bisa diproduksi, maka sudah ada solusi untuk tahun depan. Namun jika belum ditemukan, masyarakat harus mampu beradaptasi dengan normal baru, termasuk BUMN.
Erick menyebut isu covid-19 tidak bisa dipisahkan dengan ekonomi. Erick menyebut pemulihan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun sekira 40 persen sampai 60 persen dan meningkat hingga 75 persen pada tahun depan.
"Baru nanti pada kuartal I 2022 bisa 100 persen seperti 2019. Ini pun tergantung jenis bisnisnya karena dengan normal baru ini banyak dunia usaha pasti berubah pola bisnisnya, harus beradaptasi," lanjut Erick.
Erick menilai penanganan kesehatan harus berjalan bersamaan dengan penanganan ekonomi di masa sekarang. Kementerian BUMN berkoordinasi dengan Kemenkes dan semua kementerian, termasuk pemerintah daerah dalam upaya penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi.
Erick mengingatkan sejumlah BUMN yang memiliki kewajiban menjalankan penugasan pemerintah agar melalui proses yang benar.
"Saya sangat berharap kinerja BUMN yang terus kita jaga bisa juga membuat terobosan yang dapat mengurangi beban masyarakat dan pemerintah," ucap Erick.
Erick menyampaikan Kementerian BUMN saat ini sedang fokus memastikan perusahaan Bio Farma menjadi leading company dan leading sector untuk mencari vaksin. Selain itu, BUMN juga ditugaskan membantu pembuatan PCR lokal.
"Alhamdulillah kemarin sudah bisa 50 ribu PCR per minggu, 200 ribu per bulan. Nanti targetnya 2 juta PCR," ungkap Erick.
Kata Erick, Kementerian BUMN juga berusaha membantu inovator lokal untuk menciptakan ventilator yang noninvasif hingga ventilator invasif. Menurut Erick, pencairan vaksin, obat, dan alat tes covid-19 menjadi satu-kesatuan yang tak bisa dipisahkan.
"Tapi semua ini mahal dan ini kenapa di roadmap BUMN mengenai farmasi, kita mengharapkan bukan mengobati tapi bagaimana kita menciptakan kesadaran masyarakat bahwa kedisiplinan selama normal baru ini protokol covid harus dijalankan," kata Erick menambahkan.