LP Maarif NU Hadapi Covid-19 dengan Right Respon
Tatanan kehidupan berubah begitu cepat, sehingga membutuhkan respon yang tepat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pandemi Covid-19 sampai saat ini telah melanda ratusan negara di dunia, termasuk di Indonesia. Tatanan kehidupan di dunia pun berubah begitu cepat, sehingga membutuhkan respon yang tepat.
Dalam hal ini, Lembaga Pendidikan Maarif NU menggunakan right respon atau respon kanan dalam menghadapi Covid-19. “LP Maarif mengambil right respon atau respon kanan, bukan respon kiri,” ujar Ketua Lembaga Pendidikan Maarif NU, KH Arifin Junaidi dalam acara Zoominar bertema 'Jalan Sufi Spiritualitas dan Pemimpin di Indonesia pada Era Pandemi', Jumat (10/7).
Dia menjelaskan, dalam ilmu manajemen terhadap dua macam respon dalam menghadapi perubahan atau masalah, yaitu left respon dan right respon. Dalam left respon sendiri, menurut dia, terdapat berbagai macam respon.
“Dalam left respon ini yang pertama disebutkan sebagai blaming, kita menyalahkan orang, mencari-cari kesalahan orang lain,” katanya.
Kedua, lanjut dia, dalam menggunakan left respon biasanya orang juga kerap mencari pembenaran atas apa yang dilakukannya. Sedangkan yag ketiga adalah complaining, yaitu terus mengeluh terhadap masalah yang terjadi.
Sementara, dalam Right Respon terdapat introspeksi, yaitu orang bermuhasabah atas masalah yang terjadi sekarang ini. Kedua adalah grateful, yaitu mencari hikmah dari masalah yang ditimbulkan Covid-19. Sedangkan yang ketiga adalah ownership atau merasa memiliki masalah itu.
Karena itu, menurut dia, LP Ma’arif NU memilih untuk menggunakan right respon dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19 ini. Menurut dia, LP Maarif NU mengajak untuk selalu melakukan introspeksi diri dan merasa bahwa ilmu yang dimiliki hanya sedikit.
“Jadi, kita menghadapi virus yang sangat lembut atau kecil itu, kita sudah sangat kerepotan. Ini sekali lagi karena ilmu yang kita miliki hanya sedikit,”ungkapnya.
Sedangkan untuk mencari hikmahnya, tambah dia, LP Maarif NU ternyata banyak menemukan hikmah dari adanya pademi ini. Di antaranya, kata dia, di tengah pandemi ini pihaknya dapat menyelenggarakan pelatihan terhadap 21 ribu kepala sekolah LP Maarif NU.
“Hikmahnya dengan pandemi ini kemudian kita bisa melakukan akselerasi pelatihan kepala-kepala sekolah. Jadi setiap bulan kita melatih 600 kepala sekolah, mulai dari SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA. Dan sekarang sudah memasuki angkatan kedua,” jelasnya.