Klaster Secapa, Protokol di Sekolah Berasrama Harus Diperket
Sekolah berasrama harus melakukan tes Covid-19 rutin dan diawasi pemda.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena ikut mengomentari terkait klaster baru Covid-19 di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) Hegarmanah, Kota Bandung. Menurutnya, pemberlakuan protokol kesehatan di sekolah atau pelatihan berasrama seperti pesantren, seminari, atau Secapa TNI AD yang kini menjadi klaster terbesar, harus dilakukan ketat dan disiplin.
"Potensi penularan satu komunitas sekaligus sangat mungkin terjadi jika salah satu anggota komunitas terkena Covid-19," kata Melki kepada Republika, Jumat (10/7).
Ia menjelaskan lingkungan sekolah biasanya tertutup dengan semua peserta didik berinteraksi rutin setiap hari. Ia mengatakan kondisi tersebut perlu antisipasi dengan ekstra ketat.
Karena itu, ia mendorong pemberlakukan protokol kesehatan harus dibuat lebih detail, jelas, konkret, dan lebih disiplin. "Jaga jarak, cuci tangan gunakan sabun, pakai masker harus jadi kebiasaan dalam hidup sehari hari," ujarnya.
Ia menambahkan pengecekan secara acak dan berkala melalui rapid test atau PCR/TCM juga harus dilakukan secara periodik setiap minggu atau dua minggu sekali. Pengecekan untuk memastikan bahwa komunitas asrama masih aman dari virus corona.
Politikus Partai Golkar tersebut mengusulkan agar semua sekolah atau komunitas berasrama secara rutin seminggu atau dua minggu. Pengecekan oleh pengelola atau pendidik yang dibantu oleh Pemda atau gugus tugas, sehingga pelajaran kasus secapa TNI AD bisa dihindari di waktu mendatang.
"Pemberlakuan protokol kesehatan juga harus dilakukan dan diawasi lebih ketat oleh pendidik atau pengelola disupervisi aparat Pemda dan gugus tugas," kata dia..
Sebelumnya, 1.200 calon perwira TNI Angkatan Darat (AD) dikabarkan positif Covid-19. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan tindakan cepat sudah dilakukan untuk mengatasi penularan Covid-19 di Secapa AD Bandung.
"Kita menyadari dengan kerendahan hari, bahwa ini adalah dinamika, kadang-kadang kita siap mengantisipasi kadang-kadang juga kita tidak paham," katanya.