Biden: Trump Ingin Sekolah Buka untuk Amankan Pemilihnya

Trump mengancam akan menghapus dana federal jika tuntutannya tak dipatuhi.

Tracie van Auken/EPA
Joe Biden.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penantang Donald Trump dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan keinginan presiden Amerika Serikat untuk membuka kembali sekolah saat pandemi mempunyai tujuan tertentu. Trump bersikeras karena ingin mengamankan suara pemilihnya.

"Kita harus melakukan kerja keras untuk mengendalikan virus sekarang," kata Biden kepada anak-anak yang bertanya tentang isu tersebut di sebuah acara dengan 25 donor yang mengumpulkan 3,8 juta dolar AS untuk kampanyenya, Rabu (15/7).

"Tetapi Trump tak mau bekerja keras. Dia ingin sekolah-sekolah dibuka karena dia khawatir jika tidak, itu akan merusak peluangnya untuk kembali terpilih," ujar mantan wakil presiden AS itu.

Sekolah di seluruh negeri menerapkan pendekatan yang hati-hati untuk buka kembali setelah liburan musim panas usai dan pada saat bersamaan kasus Covid-19 di AS mencapai hampir 3,5 juta jiwa. Para orang tua yang khawatir berjuang untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga mereka.

Namun, Trump menuntut agar sekolah dibuka kembali. Sikapnya itu bertentangan dengan pedoman yang ditetapkan oleh para ahli kesehatan masyarakat pemerintah.

Presiden yang didukung Partai Republik itu mengancam akan menghapus dana federal untuk sekolah-sekolah jika tuntutannya tak dipatuhi.

Biden telah memperoleh dukungan dalam jajak pendapat, yang menunjukkan bahwa ia memimpin secara nasional menjelang pemilihan presiden 3 November. Pasalnya beberapa pemilih menilai buruk respons Trump terhadap pandemi.

Kini, AS menempati posisi pertama di dunia dalam jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19. Biden telah meminta pemerintah federal untuk mengisi kembali kas negara bagian dan lokal yang terkuras untuk menangani virus corona, guna membayar gaji guru.

Dia juga mendesak pendanaan untuk membantu sekolah membeli peralatan pelindung dan membuat perubahan guna mendukung penerapan jarak sosial dan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh.

Perwakilan untuk kampanye Trumpbelum menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler