Disiplin Protokol Covid-19, Kunci Selamatkan Pariwisata
Risiko industri pariwisata termasuk medium, karena pasti ada kontak dekat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menegaskan kepada seluruh pelaku usaha wisata dan wisatawan bahwa disiplin protokol kesehatan menjadi kunci untuk bisa menyelamatkan pariwisata nasional. Tenaga Ahli Menteri Kemenparekraf, Arief Budiman, mengatakan protokol tersebut perlu diterapkan sebagai upaya perlindungan terhadap wisatawan dan pelaku wisata.
“Nyawa, keselamatan, kesehatan, bagi para pelaku dan konsumen adalah hal yang paling penting,” kata Arief dalam keterangannya, Kamis (16/7).
Selain itu, Arief pun menyebut protokol kesehatan harus diterapkan dan dipatuhi sebagai upaya mengembalikan kepercayaan publik terhadap sektor pariwisata di Indonesia. Menurut Arief, peningkatan kepercayaan publik dapat membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air yang terdampak oleh pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, pemerintah mengajak dan mendorong para wisatawan dan pelaku wisata untuk mematuhi serta menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) dalam rangka memasuki era kebiasaan baru.
Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menambahkan, faktor keamanan dan keselamatan kesehatan kini menjadi salah satu pertimbangan utama bagi wisatawan untuk berkunjung ke daerah destinasi wisata.
“Selain daya tarik wisata, hal yang paling utama yang menjadi pertimbangan bagi wisatawan adalah keamanan dan kesehatan dalam berwisata. Tentunya kebersihan lingkungan dan budaya bersih adalah hal yang utama harus tersedia dalam suatu wilayah pariwisata,” ungkapnya.
Sementara itu, Quality Control Medical Manager Alodokter, dr. Ayu Munawaroh, menuturkan, sektor pariwisata memiliki risiko yang cukup tinggi terhadap penyebaran Covid-19. Oleh sebab itu, para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta wisatawan perlu menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan yang sudah disusun Pemerintah.
"Untuk industri pariwisata ternyata risikonya medium, karena pasti ada kontak dekat dengan banyak orang dan sulit menerapkan physical distancing. Untuk itu, mari kita patuhi upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun/hand sanitizer, kenakan masker, terapkan etika batuk, menerapkan physical distancing, jaga kesehatan, dan jangan bekerja saat sakit,” katanya.