Milik RI Petrotekno Jadi Sekolah Vokasional Migas Global

Petrotekno merupakan salah satu sekolah vokasional migas terbaik dunia.

Para peserta sekolah Vokasional Migas Petrotekno
Rep: Eva Martha Rahayu (swa.co.id) Red: Eva Martha Rahayu (swa.co.id)

Petrotekno, salah satu sekolah Vokasional Migas terbaik dunia adalah milik Indonesia. Sejak didirikan tahun 2007, Petrotekno mampu menjaga komitmennya sebagai penyedia pelatihan nasional di bidang industri.

Ribuan lulusan sekolah vokasional itu sudah menjamah dunia industri nasional maupun internasional. Hingga kini, Petrotekno masih menjadi satu-satunya sekolah vokasional di Indonesia yang mampu memberikan pelatihan internasional. Salah satunya pelatihan rigging bersertifikasi OPITO.

“Visi Petrotekno adalah deliver training nasional, membangun anak bangsa. Petrotekno adalah satu-satunya yang mampu men-deliver course internasional dan satu-satunya yang mampu memberikan sertifikasi internasional, seperti salah satunya dalam bidang rigging yakni Opito,” papar Yulius, Training Center Director Petrotekno dalam siaran pers (18/7/2020).

Petrotekno telah mendidik ribuan anak bangsa sebagai lulusan berkompetensi internasional. Terdapat lebih dari 3.000 lulusan di bidang umum dan sejumlah perusahaan nasional maupun mancanegara yang menjadi kliennya. Beberapa perusahaan raksasa seperti Medco, British Petroteknoleum, Donggi Senoro, dan Total menjadi tempat lulusan Petrotekno berlabuh.

Predikat salah satu sekolah vokasional terbaik dunia merujuk pada benefit yang diberikan oleh Petrotekno. Sekolah itu mampu memberikan lulusannya sertifikasi bertaraf internasional seperti OHSAS 18001, ECITB, OPITO, CompEx, LEEA. Petrotekno juga mengantongi sertifikasi kualifikasi vokasional nasional dan internasional yakni National Vocational Qualification dan Global Vocational Qualification. Dengan beban sertifikasi tersebut, Petrotekno serius menyeleksi tenaga ajarnya. Mereka adalah praktisi yang telah lolos assessment di bidang mata ajarnya dan telah memiliki sertifikasi sebagai seorang trainer. Tenaga ajar yang didatangkan memiliki pengalaman lapangan minimal 10 tahun di bidang ajarnya.

Baik dalam tenaga pengajar maupun lulusan, visi Petrotekno untuk membangun anak bangsa tidak luntur. Yulius mengatakan bahwa 50 persen dari tenaga pengajar adalah putra-putri Indonesia dan 50 persen lainnya didatangkan dari luar Indonesia.

“Untuk pengajar kami datangkan baik dari nasional maupun internasional. Untuk komposisinya 50 persen tenaga ajar berasal dari orang Indonesia dan 50 persen dari luar. Mereka harus lulus persyaratan, yang pertama lulus assessment sertfikasi trainer. Kedua punya pengalaman minimal 10 tahun di bidangnya, dan punya sertifikasi untuk materi yang akan diajarkan,” tuturnya.

Seluruh benefit yang didapatkan dari peserta didik sebanding dengan nilai investasi yang diberikan oleh peserta. Sebagai contoh, Petrotekno mengoperasikan sekolah Teknik Industri Migas yang beroperasi di Teluk Bintuni, Papua Barat, dan Ciloto, Jawa Barat. Projek tersebut adalah bentuk kerja sama Petrotekno dengan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Pelatihan Teknik Industri Migas di Teluk Bintuni merupakan program kursus fast track dengan pendidikan intens selama 3,5 bulan di bidang Industri migas.

Lulusan kursus pelatihan migas ini mengantongi sertifikasi internasional seperti BNSP, ECITB, dan OPITO sebagai bekal bekerja dalam bidang industri.


Tak hanya teori dan praktik bidang industri, kemampuan matematika dasar, sains, dan Bahasa Inggris siswa-siswi diasah demi mendongkrak kompetensi.

Sedangkan di Ciloto, Jawa Barat, Petrotekno mengoperasikan sekolah vokasional jangka menengah perusahaan raksasa dengan masa pendidikan 3 tahun. Peserta didik yang lulus setara dengan jenjang Pendidikan D3 atau apprentice. Siswa mengikuti pendidikan komprehensif yang di dalamnya terdapat praktik, teori, hingga peningkatan ilmu bahasa inggris, matematika dasar, dan sains.
Baik kedua program pendidikan tersebut diberikan kepada putra-putri pilihan yang sudah diseleksi sebelumnya. Peserta yang lolos tidak dibebani biaya alias gratis.

Adapun seleksi peserta didik Petrotekno berupa tes bahasa Inggris, matematika, dan wawancara kompetensi. "Kami ingin anak bangsa menjadi yang terbaik, memiliki kompetensi mumpuni untuk bersaing dalam dunia kerja tidak hanya di skala nasional tapi internasional. Karena kami yakin anak bangsa bisa jadi yang terbaik," jelas Hendra Pribadi, Direktur Petrotekno Technical School.

www.swa.co.id

Lihat Artikel Asli
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Berita Terpopuler