Penjualan Qurban Rumah Zakat Naik 60 Persen
Keterbatasan akses transaksi langsung, tak menyurutkan antusias masyarakat berqurban
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 tak menurunkan animo masyarakat berqurban. Justru sebaliknya, permintaan masyarakat akan hewan qurban cukup tinggi tahun ini.
CEO Rumah Zakat, Nur Effendi mengatakan, pandemi Covid-19 justru membuat penjualan kurban semakin meningkat, hingga 60 persen. Menurutnya, keterbatasan akses untuk transaksi langsung, tidak menyurutkan antusias masyarakat untuk berqurban.
“Alhamdulillah terus meningkat di 60 persen, masyarakat ingin tetap beribadah qurban tetapi tetap aman, dan pilihan terbaiknya adalah berkurban melalui lembaga,” ujar Nur Effendi saat dihubungi Republika.
Disisi lain, menurut Nur Effendi, memang dimasa pandemi ini masyarakat menjadi makin religius, makin melek digital dan makin empati. Nur menjelaskan, Rumah Zakat terus berupaya melakukan kampanye dan penyuluhan qurban aman, sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Rumah Zakat, kata Nur, juga terus berupaya menjadikan esensi qurban sebagai cara untuk berbagi dan memberi manfaat kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. “Kami terus melakukan campaign qurban aman sesuai protokol kesehatan dan secara value memberikan manfaat kepada masyarakat yang terdampak Covid-19, termasuk memberikan kemudahan donasi qurban secara digital dan berkolaborasi,” jelasnya.
Selain mengandalkan website resminya, Rumah Zakat juga menggaet sejumlah lembaga dan e-commerce, sehingga masyarakat dapat lebih mudah untuk bertransaksi. Jauh ini setidaknya terdapat 13 pilihan platform yang dapat dipilih konsumen untu bertransaksi, seperti Tokopedia, Shopee, OVO, gotix, kitabisa.com, Lazada, Bukalapak, Blibli.com, dan lainnya.
“Sejauh ini, kalau melihat trennya terus tumbuh, kami terus menawarkan lebih banyak platfom digital yang memang paling banyak pilihan, web donasi, e-commerce dan crowd funding,” jelasnya.