Google:83 Persen Orang Tua Khawatir Paparan Negatif Internet
Internet membuka peluang bagi anak-anak untuk bermain, belajar, dan bersosialisasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintahan Google Indonesia Putri Alam mengatakan sebanyak 83 persen orang tua di Indonesia menyatakan khawatir anaknya akan terpapar muatan tidak pantas atau berbahaya di internet. Apalagi, kata dia, pada masa pandemi Covid-19, anak lebih banyak melakukan kegiatan secara daring karena harus belajar dan bermain di rumah.
"Saya sendiri sering memikirkan apakah anak-anak saya memiliki keterampilan untuk berpikir kritis dalam memilah informasi di internet," katanyadalam sebuah seminar daring yang diikuti di Jakarta, Selasa (21/7).
Ia mengatakan internet memang membuka peluang bagi anak-anak untuk bermain, belajar, bersosialisasi, maupun mengembangkan kreativitasnya. Karena itu, hal-hal positif maupun negatif sangat mungkin memapar anak-anak.
"Namun, anak juga rentan dengan risiko keamanan daring, sesuatu yang juga bisa menimpa orang dewasa," katanya.
Untuk melindungi anak-anak dari risiko buruk internet, sekaligus membantu mereka untuk belajar dan mengasah diri serta kreativitas positif secara daring, Putri mengatakan Google fokus pada tiga pilar.
Ketiga pilar itu adalah produk inovatif yang bisa melindungi anak dan memberikan pengalaman internet yang positif sesuai usia mereka, penerapan kebijakan yang memungkinkan untuk tanggap terhadap tren keamanan baru yang terus berkembang, dan menciptakan pendidikan yang mengarah pada literasi digital dan kewarganegaraan digital yang baik.
"Diharapkan itu bisa membantu anak-anak, termasuk dalam kehidupan luring mereka sehari-hari," katanya.
Google juga menyediakan sumber-sumber pembelajaran bagi orang tua dan guru serta tipa-tips berinternet bersama anak. Menurut Putri, penting bagi keluarga menerapkan peraturan dasar digital dan praktik aman berinternet.
"Semoga semakin banyak anak Indonesia yang memiliki literasi digital dalam berinternet," ujar Putri Alam.