Berapa Banyak Uang yang Sebaiknya Disimpan di Tabungan?

Sebaiknya simpan uang jangka panjang dan jangka pendek secara terpisah.

www.freepik.com
Tabungan (ilustrasi).
Rep: Shelbi Asrianti Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS -- Tabungan adalah salah satu komponen fundamental yang menjamin kesuksesan finansial jangka panjang. Banyak yang bertanya-tanya, berapa banyak sebaiknya uang yang disimpan dalam tabungan?

Ternyata, tak ada jawaban mutlak untuk pertanyaan itu. Jumlah yang tepat bergantung pada berbagai faktor, termasuk besaran penghasilan dan pengeluaran harian. Pakar finansial berlisensi dari Dallas, Texas, Amerika Serikat, Katie Brewer, membagikan beberapa aspek yang bisa menjadi pertimbangan.

Memastikan besaran uang dalam tabungan tergantung pada tujuan menabung. Brewer yang mendirikan lembaga perencanaan keuangan Your Richest Life menyarankan tiap orang memiliki lebih dari satu tabungan, untuk dana darurat dan tujuan jangka pendek.

"Simpan uang jangka panjang dan jangka pendek secara terpisah sehingga Anda bisa memiliki tujuan yang jelas. Ini akan membantu Anda untuk fokus pada kebutuhan prioritas di tiap area," kata Brewer seperti dikutip dari laman Bank Rate.

Lebih baik mendahulukan tabungan dana darurat. Menurut formula umum, besaran uang di tabungan dana darurat seseorang sebaiknya sebanyak tiga sampai enam kali jumlah kebutuhan bulanan. Sementara, tabungan jangka pendek lebih variatif.

Ada penghitungan khusus untuk rezeki tidak terduga seperti bonus di luar gaji, pengembalian dana pajak, dan warisan. Brewer menyarankan, memisahkan 60 persen untuk tagihan/utang, 25 persen untuk tabungan, dan 15 persen pengeluaran langsung.

Untuk tabungan spesifik seperti rencana membeli mobil atau liburan, bisa dihitung berdasarkan total dana yang dibutuhkan dan berapa bulan ingin mencapainya. Cara lain, bisa dengan menyisihkan besaran uang yang sama tiap bulan.

Setelah besarannya ditentukan, gunakan pilihan transfer otomatis setiap bulannya dari rekening pendapatan ke rekening tabungan. Menurut Brewer, tabungan jangka pendek juga bisa menjadi cadangan dari tabungan dana darurat untuk berjaga-jaga.

"Pastikan Anda tidak perlu berpikir mengenai hal itu. Cara terbaik untuk membuat tabungan berkembang adalah tidak perlu mengingat bahwa Anda membayar diri sendiri. Ketika dirancang otomatis, tak akan ada yang terlupa," jelasnya.

Penulis Kevin L Matthews II punya pendapat lain. Menurut penggagas situs pendidikan finansial Building Bread itu, berbagai aturan bisa saja dimodifikasi sesuai situasi yang dihadapi, terutama untuk besaran dana darurat.

Matthews menyarankan cari aman dengan menetapkan jumlah dana darurat senilai sembilan kali jumlah pengeluaran per bulan. Untuk bisa mencapai besaran tersebut, dia menganjurkan meninjau kembali pengeluaran selama beberapa bulan terakhir.

Cermati pos apa saja yang memakan dana paling besar hingga paling kecil, kemudian buat skala prioritas. Metode yang lebih sederhana adalah dengan membandingkan pengeluaran dengan take-home pay dan mulai menetapkan tujuan.

Beberapa pakar memperingatkan untuk tidak menyimpan terlalu banyak uang di rekening tabungan. Setelah tujuan sudah tercapai, pertimbangkan untuk memutar uang untuk investasi. Meskipun, tahapan itu mungkin cukup lama bagi yang baru mulai menabung.

Sebagian orang mulai berhitung dan kewalahan dengan besaran dana yang menjadi target tabungan. Sebenarnya, tidak perlu merasa terbebani karena menabung sama halnya dengan memaksimalkan sumber daya untuk mencapai tujuan.

Cari tahu cara apa yang masuk akal bagi Anda dan buat rencana untuk mewujudkannya. Hal paling mendasar adalah membangun kebiasaan menabung, menyisihkan sebagian uang demi mencapai tujuan di masa depan.

"Barangkali ini perlu waktu, bisa saja mencapai 12 bulan. Yang penting adalah Anda tumbuh menuju titik itu. Mulailah dari jumlah yang kecil dan ketika sudah melakoni kebiasaan itu, tingkatkan kontribusi rutin Anda," tuturnya.




BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler