Saham Mitsubishi Turun ke Level Terendah Sepanjang Masa
Saham Mitsubishi turun 12,6 persen dan ditutup di angka 235 yen.
REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Mitsubishi Motors Jepang menghadapi keraguan terkait percepatan pemulihan setelah membukukan penjualan kuartal yang suram di pasar utama Asia Tenggara. Pandemi Covid-19 menyebabkan saham Mitsubishi Motors Jepang turun 13 persen ke rekor terendah, Selasa (28/7).
Sehari sebelumnya, Mitsubishi Motors, anggota junior aliansi otomotif Nissan Motor dan Renault SA, melaporkan penjualan di negara-negara Asia Tenggara jatuh hampir 68 persen lebih tajam dari yang diperkirakan, menjadi hanya 17 persen dari total penjualan selama April-Juni. Padahal, wilayah ini biasanya merupakan seperempat dari penjualan globalnya.
Produsen mobil terbesar keenam itu mempertaruhkan pertumbuhan di Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Di negara-negara tersebut, Mitsubishi mendominasi saingan yang lebih besar, dan termasuk negara yang merasakan beban pandemi virus corona lebih lambat daripada China dan negara-negara lain.
Akibatnya, beberapa ahli mengatakan, pemulihan penjualan Mitsubishi mungkin tertinggal dari pembuat mobil lain dan mempersulit rencana restrukturisasi yang dirinci pada Senin. Produsen mobil itu juga memproyeksikan kerugian operasional 140 miliar yen atau setara 1,33 miliar dolar AS untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2021.
Angka itu menjadi kerugian terbesar dalam setidaknya 18 tahun terakhir. Analis Mio Kato dari LightStream Research, mengatakan, hasil Mitsubishi Motors mengejutkan. Mio mencatat Asia Tenggara sangat memprihatinkan.
"ASEAN dimaksudkan untuk menjadi pendorong pertumbuhannya dan bahkan diposisikan sebagai titik menarik utama bagi Aliansi Renault-Nissan. Penjualan ASEAN telah runtuh dan sekarang menghasilkan kerugian," kata Kato dalam sebuah catatan kepada klien, merujuk pada Asia Tenggara, dikutip Reuters, Selasa.
Secara global, Mitsubishi Motors menjual hanya 139 ribu kendaraan pada kuartal April-Juni, 53 persen jatuh dari tahun lalu. Untuk menghemat uang, produsen mobil mengatakan tidak akan membayar dividen tahun ini.
Saham Mitsubishi turun 12,6 persen dan ditutup di angka 235 yen setelah jatuh serendah 234 yen. Ini menjadi level terendah sejak listing pertama mereka pada 1988. Saham turun hampir setengahnya tahun ini.
Wakil kepala manajemen investasi di Aberdeen Standard Investments di Tokyo, Hisashi Arakawa mengatakan, kesulitan yang dialami Mitsubishi Motors berbeda dengan beberapa produsen mobil Jepang lainnya. Terutama Toyota Motor Corp, yang justru relatif baik di tengah pandemi dengan meningkatkan pangsa pasar di beberapa pasar.
"Di atas kerugian besar, pemotongan dividen mungkin telah berkontribusi pada jatuhnya sahamnya," ujar Arakawa.
Beberapa analis optimis tentang prospek jangka panjang perusahaan dan mendukung strategi pemulihannya.
"Dalam jangka pendek Asia Tenggara tidak akan bekerja dengan baik untuk mereka, tetapi dalam jangka panjang itu adalah hal yang tepat untuk mereka lakukan," tutur wakil kepala penelitian Jepang di CLSA, Chris Richter.