BPBD Banyumas Petakan Daerah Rawan Kekeringan
BPBD Banyumas siagakan penyediaan bantuan air hadapi kekeringan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menyiapkan bantuan air bersih guna membantu masyarakat yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau.
"Kami sudah memetakan sejumlah daerah yang rawan kekeringan di Banyumas," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti di Purwokerto, Banyumas, Kamis (30/7).
Ia mengatakan berdasarkan hasil pemetaaan, daerah rawan kekeringan mencapai 91 desa/kelurahan yang tersebar di 21 kecamatan.
Menurut dia, BPBD Kabupaten Banyumas mendapatkan alokasi anggaran dari APBD sebesar Rp100 juta untuk penyediaan bantuan air bersih sekitar 900 tangki.
"Oleh karena alokasi anggaran dari Pemkab Banyumas terbatas, kami akan menggandeng dunia usaha maupun lembaga lainnya untuk ikut serta menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang mengalami kekeringan," tuturnya.
Kendati demikian, katanya, hingga saat ini belum ada permohonan bantuan air bersih yang masuk ke BPBD Kabupaten Banyumas, meskipun wilayah tersebut telah memasuki musim kemarau.
Ia menduga hal itu disebabkan masih adanya sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, karena dalam beberapa pekan sebelumnya masih ada hujan meskipun tidak merata. "Baru satu minggu ini yang benar-benar tidak ada hujan," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy yang dihubungi dari Purwokerto, mengatakan pihaknya hingga saat ini belum menerima permohonan bantuan air bersih meskipun ada kabar jika warga di beberapa daerah mulai terdampak kekeringan sehingga harus mencari air ke tempat lain.
"Jika ada surat permohonan dari kepala desa, kami akan segera kirimkan bantuan, karena surat permohonan itu menjadi dasar kami untuk menyalurkan bantuan air bersih. Namun, sampai hari ini belum ada surat permohonan yang kami terima," katanya.
Sebelumnya, Tri Komara mengatakan pihaknya telah mengalokasikan bantuan air bersih sebanyak 500 tangki untuk membantu masyarakat di 54 desa dari 17 kecamatan yang rawan kekeringan maupun krisis air bersih.
Menurut dia, wilayah yang sering mengalami krisis air bersih karena sumber air bakunya terintrusi air laut berada di sekitar Segara Anakan, seperti Kecamatan Kampung Laut dan Kawunganten.
"Seumpamanya 500 tangki tersebut tidak mencukupi kebutuhan, kami akan menggandeng dunia usaha dalam penyaluran bantuan air bersih seperti yang dilakukan pada tahun 2019. Alhamdulillah tahun kemarin, semua desa yang membutuhkan bantuan air bersih dapat tercukupi berkat dukungan dunia usaha maupun berbagai instansi dan organisasi," katanya.