Adik Kim Jong-un Kendalikan Semua Urusan Luar Negeri Korut

Kim Jong-un memberi tanggung jawab yang lebih besar kepada adik perempuannya

AP Photo/Patrick Semansky
Adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Badan Intelijen (NIS) Korea Selatan (Korsel) mengatakan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un memberikan tanggung jawab lebih banyak pada pembantu-pembantunya termasuk adiknya Kim Yo-Jung. NIS mengatakan Kim masih memiliki 'otoritas absolut'.

Baca Juga


Namun, ia menyerahkan banyak urusan kebijakan ke orang lain untuk mengurangi tingkat stresnya. Saat ini, Kim Yo-Jung 'mengendalikan seluruh urusan luar negeri'.  Tapi NIS pernah salah dalam menilai Korut.

Klaim-klaim NIS itu disampaikan dalam rapat tertutup di Majelis Nasional Korsel. Para anggota parlemen kemudian membahas asesmen badan intelijen bersama jurnalis.

"Kim Jong-un masih menjaga otoritas absolutnya, tapi sedikit demi sedikit beberapa telah diserahkan," kata NIS seperti dikutip BBC, Jumat (21/8).

Saat ini Kim Yo-jung  bertanggung jawab pada kebijakan Pyongyang terhadap Amerika Serikat (AS) dan Korsel. Selain itu juga 'pemimpin de fakto nomor dua di Korut' sehingga ia juga mengurus bidang lain.

NIS menekankan hingga kini Kim Jong-un belum mengungkapkan siapa yang akan menggantikannya. NIS mengatakan keputusan Kim Jong-un menyerahkan sejumlah tanggung jawab sebagai bagian dari 'meredakan stres dari jabatannya dan mencegah kegagalan bila terjadi kesalahan kebijakan'.

Namun, sejumlah pengamat skeptis terhadap klaim intelijen itu. Situs yang mengawasi Korut, NKNews mencatat Kim Yo-jung tidak hadir dalam dua rapat penting pada bulan ini. Sehingga, ada sejumlah spekulasi yang menilai ia telah disingkirkan.

Kim Yo-jung adalah adik perempuan Kim Jong-un dan satu-satunya saudara kandung pemimpin Korut itu yang diketahui. Kim Yo-jung yang empat tahun lebih muda dari kakaknya turut hadir dalam Olimpiade Musim Dingin di Korsel pada 2018 lalu.

Perempuan yang lahir pada 1987 itu juga kerap mendampingi Kim Jong-un dalam sejumlah pertemuan internasional. Seperti saat bertemu Presiden Korsel Moon Jea-in, Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump.

NIS mungkin badan intelijen yang paling dapat diandalkan mengenai Korut. Tapi catatan mereka sebelumnya cukup variatif. Pada 2016, media Korsel mengutip badan intelijen itu yang mengatakan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Korut Ri Yong-gil dieksekusi.

Namun, tiga bulan kemudian pemerintah Korsel mengatakan Ri Yong-gil tampaknya masih hidup. Sebab, namanya tercantum dalam daftar tamu pesta pemerintah. Pada 2017 lalu, NIS juga mengaku mencoba memanipulasi hasil pemilihan presiden 2012. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler