Disosialisasikan, Gerakan Pakai Masker di Wilayah Wisata

antusiasme kolektif dalam menerapkan protokol kesehatan harus tumbuh di masyarakat

Dok. Polres Ciamis
Kapolres Ciamis AKBP Donny Eka Putra membagikan masker kepada wisatawan di Pantai Pangandaran.
Rep: ali mansur Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) menggelar Gerakan Bersih Indah Sehat dan Aman (BISA) dan Gerakan Pakai Masker (GPM) di sejumlah destinasi wisata tanah air. Rangkaian kegiatan akan dimulai pada 26 Agustus 2020 di Biduk-Biduk, Berau, Kalimantan Timur, selanjutnya pada 25 dan 26  September di Banyuwangi, Malang, Probolinggo dan Bali pada tanggal 12 September mendatang.


"Kegiatan bersama ini adalah upaya untuk menggemakan semangat bergerak dan maju bersama membangun kembali kepercayaan wisatawan terhadap pariwisata Indonesia dengan menerapkan protokol kesehatan," ujar Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf R. Kurleni Ukar dalam keterangannya, Selasa (25/8).

Menurutnya, antusiasme kolektif dalam menerapkan protokol kesehatan harus tumbuh tidak hanya dari insan pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air, tapi juga masyarakat. Penerapan protokol kesehatan harus menjadi budaya baru yang ditumbuhkan oleh seluruh pihak. Tentunya untuk bangkit kembali dengan menciptakan peluang-peluang baru di era adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Menurut Kurleni Ukar, Pemerintah tentunya tidak bisa bekerja sendiri, diperlukan dukungan kolektif dari semua pihak. Semangat inilah yang akan dibangun dalam kegiatan bersama Kemenparekraf, Komisi X DPR RI dan GPM dan didukung pemerintah daerah, asosiasi komunitas dan pihak lainnya di destinasi. Kemudian kegiatan BISA  dijalankan dengan melibatkan para pelaku usaha parekraf dan masyarakat terdampak Covid-19 di sekitar destinasi wisata.

Sementara, lanjut Kurleni Ukar, GPM akan melakukan sosialisasi dalam membantu mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki kesadaran tinggi memakai masker secara benar sebagai kebiasaan dan perilaku sehari-hari. "#IndonesiaCare harus benar-benar tumbuh. Inilah payung antusiasme kolektif untuk peduli terhadap kebaikan bersama dengan menjalankan protokol kesehatan," kata Kurleni Ukar. 

Sementara itu Ketua Umum GPM, Sigit Pramono, menyampaikan GPM merupakan sebuah gerakan kampanye publik untuk mengubah perilaku masyarakat untuk memakai masker. Salah satu tolok ukur keberhasilannya adalah adanya perubahan perilaku masyarakat yang merasa sangat malu jika keluar rumah tanpa pakai masker. “GPM mengedukasi masyarakat untuk memakai masker dengan cara yang benar. Terbukti dengan pemakaian yang benar, akan menurunkan risiko tertular dan menularkan virus Covid-19 hingga 75 persen, tambah Sigit Pramono.  

Karena itu, kata Sigit, GPM berkomitmen mengedukasi masyarakat untuk memakai masker dengan cara yang benar. GPM dipilih menjadi salah satu program karena memakai masker adalah sebuah upaya minimal yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan virus Covid-19. Khususnya menyongsong masa pelonggaran PSBB, maupun ketika memasuki masa adaptasi kebiasaan baru. 

“GPM adalah murni sebuah gerakan dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat yang terkena dampak krisis akibat pandemi Covid-19. Gerakan ini terbuka untuk siapapun dengan latar belakang apapun, indipenden, dan tidak berafiliasi dengan pihak manapun,” kata Sigit. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler