Pendapatan PLN Anjlok Rp 3 Triliun per Bulan
Turunnya pendapatan PLN karena konsumsi listrik nasional merosot tajam.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak pandemi Covid-19 membuat konsumsi listrik khususnya di sektor industri dan bisnis merosot tajam. Hal ini kemudian yang menjadi penyebab penjualan listrik PLN anjlok sampai Rp 3 triliun per bulan.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini membeberkan, revenue atau penerimaan dari penjualan listrik PLN bisa menurun hingga Rp 3 triliun dalam sebulan. Dia memberikan gambaran, pada tahun 2019 lalu revenue listrik PLN bisa mencapai Rp 25 triliun per bulan.
Namun, penerimaan PLN merosot jadi Rp 22 triliun pada masa puncak Covid-19. Hal itu terjadi lantaran permintaan listrik anjlok lebih dari 10 persen dibanding kondisi normal pada tahun lalu.
"Terjadi penurunan penerimaan listrik per bulan Rp 3 triliun akibat Covid-19," kata Zulkifli dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI yang digelar Selasa (25/8).
Kendati begitu, Zulkifli meyakinkan bahwa kondisi itu telah membaik. Hal tersebut ditandai dengan demand listrik yang mulai meningkat, sehingga penurunan beban tenaga listrik menjadi semakin kecil.
Dia menuturkan perbandingan beban kelistrikan dari sebelum covid hingga saat ini. Menurutnya, beban listrik dari Januari ke Maret masih tumbuh 1,26 persen.
Namun, lanjut Zulkifli, mulai anjlok di bulan April dengan minus 6,9 persen. Kondisi semakin parah pada bulan Mei yang minus 17 persen.
Penurunan beban semakin membaik dalam dua bulan terakhir, yakni pada Juli dengan minus 6 persen dan Agustus sebesar minus 3 persen.
Secara provinsi, Bali mencatatkan penurunan paling signifikan dengan anjlok sekitar 20 persen. "Puncaknya di Mei kita turun, minus 17 persen, Agustus turunnya tinggal minus 3 persen," papar Zulkifli.