Yogyakarta Perpanjang Status Tanggap Darurat Covid-19

Perpanjangan status tanggap darurat karena kasus positif Covid-19 masih ditemukan

Wihdan Hidayat / Republika
Patung singa dari logam berukuran besar ditempatkan di Titik Nol Yogyakarta, Senin (31/8). Patung dengan bahan alumunium dengan panjang 8,05 meter, lebar 2,20 meter, dan tinggi 2,35 meter merupakan karya perupa Timbul Raharjo. Dengan ukuran yang besar menjadi daya tarik pengunjung untuk berswafoto. Karya ini menggambarkan bahwa Yogyakarta adalah daerah yang tangguh seperti singa, karena memiliki insan kreatif yang terbaik di Indonesia.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali memperpanjang status tanggap darurat pandemi Covid-19 mulai 1 hingga 30 September 2020. Perpanjangan status tersebut diputuskan melalui SK Gubernur Nomor 254/KEP/2020 tentang Penetapan Perpanjangan Keempat Status Tanggap Darurat Bencana Covid-19 DIY.

Baca Juga


Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji, di Kompleks Pagelaran Keraton Yogyakarta, Senin, menjelaskan alasan perpanjangan status itu di antaranya karena hingga kini masih ditemukan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY.

"Pertimbangan paling utama karena kasus konfirmasi (Covid-19) masih ada," kata Aji.

Ia mengatakan, dengan kembali ditetapkan status tanggap darurat, berbagai tindakan yang bersifat darurat dan cepat diharapkan akan lebih mudah dilakukan.

"Tindakan yang sifatnya darurat, cepat akan lebih mudah kalau kondisinya masih tanggap darurat," kata dia.

Menurut Aji, saat ini Pemda DIY juga akan mengkaji kesiapan pembelajaran tatap muka di sekolah di masa pandemi bersama Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

"Beliau (Gubernur DIY) sudah 'dawuh' (memerintahkan) kepada saya untuk mengkaji kapan (pembelajaran tatap muka) di sekolah dimulai. Nanti saya akan bertemu Gugus Tugas Bidang Pendidikan DIY dan kabupaten/kota," kata dia.

Meski demikian, ia memastikan, uji coba perkuliahan tatap muka di perguruan tinggi akan lebih dahulu dimulai sekitar pertengahan September 2020.

"Perguruan tinggi cenderung jauh lebih siap dibandingkan pendidikan menengah. Pertama karena peserta didiknya sudah dewasa, kedua sarana prasarananya lebih lengkap dibandingkan di sekolah," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler