Bulan Syaban Dimulai Besok, Ini Niat Puasanya

Hukum puasa Sya'ban adalah sunah.

ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Umat Islam membaca surah Yasin pada malam Nisfu Syaban 15 Syaban 1444 Hijriah di Masjid Suada, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Selasa (7/3/2023). Malam Nisfu Syaban adalah malam pada pertengahan bulan Syaban atau malam tanggal 15 Syaban yang disebut juga malam pengampunan dosa sehingga banyak umat Islam melakukan ibadah.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Sya'ban sebentar lagi menyapa umat Islam seluruh dunia. Berdasarkan kalender hijriyah Kementerian Agama, bulan yang merupakan satu dari empat bulan haram yang dimuliakan tersebut akan jatuh pada Jumat, 31 Januari 2025 yang bertepatan dengan 1 Sya'ban 1446 Hijriyah.

Baca Juga


Bulan yang menjadi gerbang dari Ramadhan ini pun memiliki sejumlah keutamaan ibadah, salah satunya yakni puasa di bulan Sya'ban. Hukum puasa Sya'ban adalah sunah, berdasarkan beberapa hadits shahih dari Nabi Muhammad saw.

Beberapa di antaranya adalah dua hadits berikut:

   عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يُفْطِرُ؛ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يَصُومُ. وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ)

Artinya, “Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw sering berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berbuka’; beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berpuasa’; aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan; dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Sya’ban’.” (Muttafaqun ‘Alaih. Adapun redaksinya adalah riwayat Muslim).

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: ... كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً. (رواه مسلم)  

Artinya, “Diriwayat dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘… Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya; beliau sering berpuasa Sya’ban kecuali sedikit saja’.” (HR Muslim).

Berdasarkan pernyataan Imam an-Nawawi, para ulama menjelaskan hadits kedua “Beliau sering berpuasa Sya’ban kecuali sedikit saja” adalah merupakan penjelas bagi redaksi pertama, yaitu “Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya”. Maksudnya, redaksi kedua itu menjelaskan, maksud Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya adalah berpuasa pada sebagian besarnya. (Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmû’ Syarhul Muhaddzab, juz VI, h. 386).

Niat Puasa Sya'ban

Terakhir, untuk niat puasa Sya'ban bisa dilakukan di dalam hati. Niat puasa baiknya dilakukan dengan niat puasa mutlak, seperti "saya puasa" atau dengan membaca:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma sya’bâna lilâhi ta’ala.

Artinya, “Saya niat puasa Sya’ban karena Allah ta’ala.

Selain niat dalam hati, juga disunnahkan mengucapkannya dengan lisan. Sebagaimana puasa sunnah lainnya, niat puasa Sya'ban dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh. (Al-Malibari, Fathul Mu’în, juz II, h. 223).

Infografis Amalan di Bulan Syaban - (Republika.co.id)

Berpuasa di bulan Syaban memiliki beberapa keutamaan. Seperti dijelaskan Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng, Ibnu Qayyim berkata:

"Ada tiga keutamaan berpuasa di bulan Syaban jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, yaitu:
 
Pertama, karena pada bulan ini Rasulullah SAW banyak melakukan puasa sunnah. Ummu Salamah meriwayatkan, “Saya tidak melihat Nabi berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali pada Syaban dan Ramadhan” (HR Tirmidzi).
 
Aisyah RA juga pernah berkata, “Dia (Rasulullah) menjalankan puasa selama sebulan penuh Syaban kecuali beberapa hari,” (HR Bukhari dan Muslim).
 
Kedua, Rasulullah SAW melakukan puasa sunnah Syaban karena untuk menyambut dan menghormati datangnya bulan suci Ramadhan. Anas meriwayatkan: 
 
“Nabi ditanya, puasa manakah yang paling berbudi luhur setelah Ramadhan? Dia menjawab: Syaban untuk menghormati Ramadhan. Lalu, amal mana yang terbaik? Dia berkata : Amal di bulan Ramadhan”. (HR Tirmidzi).
 
Sedangkan keutamaan ketiga adalah bulan Syaban merupakan bulan istimewa. Sehingga, jika berpuasa di bulan ini, maka amalan puasa akan dinaikkan kepada Allah SWT. Usamah bin Zaid berkata:
 
“Aku berkata: ‘Ya Rasulullah, aku tidak melihatmu berpuasa sebanyak bulan Syaban.’ Rasul bersabda: “Itu adalah bulan di mana orang tidak terlalu memperhatikan antara Rajab dan Ramadan. Ini adalah bulan di mana perbuatan dibawa ke Tuhan semesta alam, dan saya suka perbuatan saya diambil saat saya berpuasa” (HR An-Nasa’i).
 

sumber : Arsip Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler