IHSG Ditutup Melemah Tertekan Sentimen Dalam Negeri

Sepanjang hari ini investor asing melakukan penjualan bersih sebesar Rp 835 miliar.

ANTARA/Aprillio Akbar
Pekerja membersihkan lantai di samping grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah hingga akhir sesi hari ini, Kamis (3/9). Indeks saham terkoreksi 0,59 persen atau turun 31 poin ke level 5.280,81.

Direktur Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, melihat, revisi UU Bank Indonesia (BI) cukup menjadi perhatian pelaku pasar. "Revisi tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu independensi bank sentral," kata Nico, Kamis (3/9).

Adapun draf revisi RUU tersebut berisikan kemungkinan pembentukan dewan moneter yang memberikan pemerintah hak untuk ikut dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI. Dalam draf revisi itu juga memungkinkan pemerintah menunjuk seorang atau lebih menteri di bidang perekonomian untuk hadir di RDG BI.

Menurut Nico, dengan dipangkasnya independensi BI tentunya akan berpotensi berlaku diktaktor dalam fiskal, moneter, dan keuangan tanpa mekanisme kontrol maksimal. Sehingga, ia melihat, ini berpotensi mengganggu stabilitas fiskal dan moneter.

Selain itu, pasar juga dipengaruhi sentimen pertumbuhan ekonomi yamg diprediksi masih akan tumbuh negatif. Sampai akhir tahun 2020, ekonomi Indonesia diprediksi berada di rentang minus 1,1 sampai 0,2 persen.

Sepanjang hari ini, investor asing melakukan penjualan bersih di seluruh pasar sebesar Rp 835 miliar. Adapun saham-saham yang menjadi top gainers pada perdagangan hari ini yaitu Asia Natural Resources (ASIA), Lotter Chemical Titan (FPNI), MD Entertainment (FILM), Bank BNI (BBNI) dan Indosat Ooredo (ISAT).

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler