Elon Musk: Sulit dan Berbahaya, Manusia Mungkin Akan Mati di Mars
Elon Musk: Sulit dan Berbahaya, Manusia Mungkin Akan Mati di Mars
Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Miliarder Elon Musk telah lama berambisi untuk tinggal di Mars, terbukti dari perusahaan SpaceX yang ia dirikan. Namun, baru-baru ini ia mengatakan ada kemungkinan manusia tak bisa bertahan hidup di Planet Merah tersebut.
Dilansir dari CNBC International di Jakarta, Jum'at (4/9/2020) hal ini karena sang CEO SpaceX mengaku sulit membangun pangkalan di Mars, terlebih membangun kota di atasnya.
Baca Juga: Elon Musk Yakin Otak Manusia Bisa Ditanam Cip Komputer Buatannya
"Pergi ke Mars, menurut saya, bukanlah masalah mendasar. Masalah mendasar adalah membangun pangkalan, membangun kota di atasnya," ujar Elon Musk selama konferensi virtual Humans to Mars.
Musk mengatakan membangun kota mandiri akan sulit dan ada sejumlah bahaya yang mungkin dihadapi pemukim saat mengembangkan peradaban galaksi.
"Saya ingin menekankan, ini adalah hal yang sangat sulit dan berbahaya. Bukan hanya yang lemah hati. Kesempatan bagus kamu akan mati. Dan itu akan menjadi sulit, sulit, tetapi itu akan sangat mulia jika berhasil,"
Untuk diketahui, Elon Musk berencana akan membangun markas awal Mars Base Alpha untuk dijadikan tempat mandiri dan bertahan. Harapannya, manusia bisa hidup di Mars tanpa masalah yang mengancam keselamatan manusia.
Musk menjadikan Starship SpaceX sebagai prioritas awal tahun ini dan dia mengatakan langkah besar telah dibuat. Hanya saja masih banyak yang harus dilakukan sebelum orang dikirim ke bangsal di Mars.
Berdasarkan proyeksinya, SpaceX perlu membangun 1.000 roket selama sembilan tahun untuk membawa satu juta orang ke Mars.
"Kami membuat kemajuan yang baik. Hal yang sangat menghambat kemajuan Starship adalah sistem produksi ... Setahun yang lalu tidak ada apa-apa di sana dan sekarang kami memiliki kemampuan produksi yang cukup banyak. Jadi kami dengan cepat membuat lebih banyak kapal," ujarnya.
"Pertama-tama kita harus membuatnya berfungsi, secara otomatis mengirimkan satelit dan melakukan ratusan misi dengan satelit sebelum kita menempatkan orang di dalamnya," pungkasnya.