Kementan: Harga Ayam Jatuh Akibat Surplus

Kelebihan produksi mencerminkan situasi aman karena kebutuhan pangan terpenuhi.

Republika/Thoudy Badai
Harga ayam potong di pasar saat ini anjlok karena surplus.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui, situasi perunggasan saat ini tengah mengalami surplus. Di satu sisi, permintaan terhadap ayam dan telur ayam tengah menurun akibat dampak negatif dari pandemi virus corona.


Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, Nasrullah, mengatakan, bahkan jauh sebelum pandemi, produksi ayam di dalan negeri sudah melebihi kebutuhan. Menurutnya, dari sisi tugas Kementan yang menjaga produksi, kelebihan produksi mencerminkan situasi yang aman karena kebutuhan pangan dalam negeri tercukupi.

"Artinya, tugas Kementan sudah selesai sebenarnya. Lalu dengan harga seperti apa? Jujur kami tidak menangani harga. Kalau mau tanya kenapa harga anjlok, tanyakan kepada yang mengeluarkan aturan harga, jangan tanya ke yang mengurus produksi," kata Nasrullah dalam Webinar Pusat Kajian Pertanian dan Advokasi, Kamis (4/9).

Dia mengatakan, Kementan bisa saja melakukan pembatasan-pembatasan di sisi hulu agar produksi berkurang. Atau dengan neraca yang pas dan tidak surplus. Hal itu bisa dilakukan dengan memangkas produksi dari bibit ayam.

Namun, hal itu sangat berisiko jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti yang terjadi pada komoditas babi, di mana terdapat virus Demam Babi Afrika yang menjangkiti ternak babi.

"Kalau itu terjadi pada ayam, bagaimana? Apakah kita harus minta lagi ke negara lain untuk memasukkan produknya. Sudah cukup daging kerbau dan sapi (yang diimpor)," katanya.

Nasrullah menegaskan, Kementan ingin mempertahankan keamanan produksi daging ayam dalam negeri agar terlepas dari jeratan importasi. Pasalnya, sekali produk impor masuk, akan sulit untuk berhenti dan dibutuhkan upaya keras.

Kendati demikian, Nasrullah mengatakan, Kementan tetap memfasilitasi aspirasi dari para peternak yang mengeluh akan rendahnya harga. Hal itu sejauh ini sudah dilakukan dengan melakukan pemangkasan produksi khususnya di industri perunggasan terintegrasi yang memproduksi bibit ayam.

"Kami tidak membela diri, tapi apa yang dilakukan Kementan tidak berhenti. Kalau mau dikurangi (produksiny) ayo kita kurangi, tapi siapkan kalau kita terima orang lain yang menutupi kekurangan produksinya kalau hilirisasi ayam tidak kita jaga?" ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler