Pakistan, Negara Islam Maju dengan Nuklir dan Anti-Israel
Pakistan merupakan negara Islam yang maju dengan kemampuan nuklirnya.
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Pakistan adalah satu-satunya negara muslim dengan perkembangan kekuatan nuklir yang luar biasa. Dengan rahmat Allah SWT, Pakistan juga memiliki tentara yang kuat dan menjadi bangsa pemberani dan seluruh umat muslim dunia bangga karenanya.
Itulah mengapa setiap Muslim yang tertindas di Palestina hingga Kashmir, selalu memandang ke arah Pakistan dengan keadaan tertekan. Pakistan juga selalu bersedia dengan kapasitas dan kemampuannya untuk memfasilitasi dan membantu mereka.
Pada 5 Agustus 2019, pemerintah India mengubah undang-undang terkait Kashmir. Hal ini membuat seluruh dunia terguncang dan menyebabkan kesusahan bagi rakyat Kashmir dan Pakistan.
India telah melakukan tindakan ilegal dengan menduduki kaum Muslim di Kashmir. Sayangnya, sikap yang diambil beberapa negara, benar-benar mengecewakan kaum Muslim di Kashmir dan Pakistan.
Setelah agresi India 5 Agustus, OKI tidak sedikitpun menggeser sikapnya dan tetap mendukung Kashmir. Begitu juga dengan Kerajaan Arab Saudi yang menyatakan KSA tidak pernah mendukung sikap India terhadap Kashmir.
Tetapi sangat disayangkan di media sosial, propaganda jahat yang tidak berdasar telah menyebar dan menjadi tidak terkendali. Hingga Pakistan mengecam OKI karena dianggap diam atas tindakan India terhadap Kashmir. Propaganda tersebut juga membuat ketegangan hubungan antara Pakistan dan Arab Saudi.
Dilansir dari Daily Times pada Jumat (4/9), Pakistan menuntut untuk mengadakan pertemuan tingkat Menteri luar negeri di forum Organisasi Kerjasama Islam (OKI) tentang masalah Kashmir, tetapi terhembus isu bahwa Kerajaan Arab Saudi menghalangi pertemuan tersebut.
Padahal kenyataannya, bukan Arab Saudi, melainkan ada beberapa negara lain yang menghalangi pertemuan ini. Arab Saudi sendiri tidak pernah menjadi bagian dari upaya untuk membatalkan pertemuan.
"Ada banyak contoh yang membuktikan bahwa Kerajaan Arab Saudi tetap berada di garis depan untuk mendukung dan mendukung Pakistan dalam menghadapi masalah apa pun, yang tidak dapat dijelaskan di sini.
Ketegangan pecah setelah Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Qamar Javed Bajwa dan Kepala Jenderal ISI Faiz Hameed menyambangi Arab Saudi. Kunjungan tersebut disambut baik oleh Kementerian Pertahanan Saudi dan Wakil Menteri Pertahanan Saudi Ameer Khalid bin Salman (Putra Raja Saudi Salman bin Abdul Aziz, saudara laki-laki Putra Mahkota Amir Muhammad bin Salman). Pertemuan tersebut kembali memperkuat hubungan Pakistan dan Kerajaan Arab Saudi.
Duta Besar Saudi untuk Pakistan, Nawaf Saleed Al-Malicky, memainkan peran yang sangat efektif dan tak kenal lelah untuk mengusir semua kesalahpahaman antara Pakistan dan Arab Saudi.
Menteri Luar Negeri Saudi, Amir Faisal, dan timnya tetap sadar tentang realitas di dunia. Bahwa Arab Saudi dalam hubungan persaudaraannya dengan Pakistan telah berulang kali menyampaikan agar tidak boleh ada yang campur tangan terkait hubungan Pakistan dengan Arab Saudi dan dunia Arab.
Hubungan antara Pakistan dan Arab Saudi tidak boleh diganggu karena beberapa negara lain atau kedua negara harus bergantung pada negara ketiga mana pun untuk stabilitas hubungan.
Karenanya akan muncul spekulasi bahwa dengan ada negara ketiga, hubungan persaudaraan antara Pakistan dan Arab Saudi akan terganggu. Seperti yang terjadi saat itu, di tengah ketegangan Pakistan dan Arab Saudi, kemudian Uni Emirat Arab yang tiba-tiba memilih jalan perdamaian dengan Israel.
Normalisasi hubungan Uni Emirat Arab dengan Israel ini lantas menyeret Arab Saudi, bahwa KSA dianggap juga menerima Israel dan menjadikan Pakistan semakin tertekan untuk turut mengakui Israel.
Dalam seluruh kampanye propaganda jahat ini, Putra Mahkota Saudi Amir Muhammad bin Salman menjadi sasaran propaganda dan kritik di media sosial. Para filsuf media sosial ini bahkan tidak menyadari bahwa Arab Saudi telah dengan tegas menyatakan kepada Pakistan, bahwa Arab Saudi tidak akan menerima Israel dan dalam hal ini, Presiden Palestina Mehmood Abbas juga telah memberi tahu bahwa Khadim al-Haramain asy-Syarifain Salman bin Abdul Aziz dan Putra Mahkota Amir Muhammad bin Salman dengan tegas menyampaikan kepadanya bahwa keputusan rakyat Palestina akan menjadi keputusan mereka.
Semua propaganda tersebut akhirnya menjadi sia-sia setelah Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan dan Menteri Pertahanan Saudi, Amir Faisal mengeluarkan pernyataan bahwa Israel tidak akan pernah diakui mereka. Pernyataan tegas tersebut kemudian disusul negara muslim lainnya, seperti Bahrain, Aman, Kuwait, Aljazair, dan Maroko yang juga tidak menerima Israel sebagai negara.
Peran utama Kerajaan Arab Saudi yang berlaku di dunia Muslim tidak dapat diambil alih oleh negara mana pun. Di sisi lain, keputusan yang diambil UEA untuk menerima Israel, adalah kebijakan internal Uni Emirat Arab.
Jauh sebelum Uni Emirat Arab menerima Israel, Turki lebih dulu mengakui Israel, 70 tahun yang lalu. Serta masih ada 30 negara muslim lainnya yang juga telah menerima Israel dan memiliki hubungan yang stabil dengan Pakistan dan Arab Saudi.
Turki bahkan disebut munafik karena telah mengecam Uni Emirat Arab atas hubungannya dengan Israel. Padahal Turki sendiri memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Hal ini mengklarifikasi satu hal, bahwa setiap negara berdaulat untuk menyusun kebijakan internal dan luar negeri mereka sesuai dengan realitas dan keadaan lapangan mereka.
Tantangan dan krisis yang ada di dunia Muslim saat ini, menuntut bahwa semua negara Muslim harus duduk bersama untuk menyusun strategi tentang masalah-masalah yang memanas di Kashmir, Palestina, Suriah, Irak, Libya, dan Yaman. Sehingga diharapkan dapat memadamkan api kekacauan di negara-negara tersebut.
Perlu digarisbawahi, bahwa banyak negara Muslim yang terus berperang ini bukanlah ulah dari kaum kafir, melainkan karena perang saudara sesama Muslim. Sepertihalnya di Suriah, Irak, dan Libya, Muslim berhadapan dengan saudara Muslim mereka.
Meskipun pemerintah Mesir telah memperkenalkan formula untuk menyelesaikan krisis, dan formula ini juga didukung oleh dunia Arab tetapi kelompok pro-Turki tidak bersedia mendukung formula tersebut.
Di sisi lain, pemberontak suku Houthi di Yaman terus-menerus menargetkan tempat-tempat sensitif dan pemukiman pemukiman di Arab Saudi. Beberapa laporan menyebutkan, bahwa pemberontak ini didukung dari beberapa negara Muslim secara diam-diam dan terang-terangan.
Kekacauan dan peperangan ini dapat diselesaikan dengan pembicaraan damai dan kebijaksanaan, dan untuk tujuan ini, peran Pakistan dan Arab Saudi sangat efektif dan krusial.
Masalah-masalah yang ada ini dapat diselesaikan dengan mengakhiri kebencian dan prasangka yang sedang berlangsung terhadap satu sama lain, sesuai dengan realitas di lapangan dengan menghentikan secara permanen intervensi asing dalam urusan negara-negara Muslim Arab. Untuk tujuan ini, kepemimpinan dunia Muslim harus mengambil setiap langkah dengan pemikiran yang berwawasan dan kehati-hatian yang cerdas.
Pemikiran efektif dan ketegasan emosional telah menyebabkan banyak kerusakan dan kerugian bagi dunia Muslim dalam beberapa dekade terakhir. Shah Faysal Shaheed dan Shaheed Zulifqar Ali Bhutto tidak ada lagi di dunia Muslim sekarang; namun di dunia saat ini, Khadim al-Haramain asy-Syarifain, Salman bin Abdul Aziz, Jenderal Qamar Javed Bajwa, Imran Khan, Amir Muhammad bin Salman dan para pemimpin negara-negara Muslim lainnya harus mencari solusi untuk krisis yang sedang berlangsung dengan persatuan dan harmoni.
Tuduhan yang terburu-buru dan pengambilan keputusan emosional tidak cocok. Orang harus ingat bahwa Pakistan adalah negara yang berdaulat seperti negara merdeka lainnya di dunia. Seperti semua negara lain di dunia, siapa yang lebih menyukai kepentingan dan tujuan masing-masing saat menyusun kebijakan luar negeri mereka? Dalam pola yang sama, Pakistan juga harus memprioritaskan kepentingannya saat menyusun kebijakan luar negerinya.
Dalam perspektif hubungan dengan dunia dan negara-negara Muslim, jalan ke depan bagi Pakistan menuju sukses adalah dengan mengingat masalah dan tantangan Umat Muslim beserta kepentingan dan kemanfaatannya.
Sumber: https://dailytimes.com.pk/662581/entire-muslim-world-proud-of-pakistans-nuclear-capability/