Proning Position Bisa Bantu Legakan Sesak Napas Covid-19?
Video proning position viral dibagikan di media sosial.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Belum lama ini ramai beredar video yang merekomendasikan proning position untuk meringankan pernapasan pasien Covid-19. Hoaks bukan ya?
Menurut dokter spesialis paru dr Erlina Burhan SpP dari RSUP Persahabatan, proning position memang bisa membantu melegakan pernapasan pasien Covid-19. Ia menjelaskan bahwa posisi tengkurap bisa dilakukan oleh setiap jenis sesak napas, termasuk untuk gejala Covid-19.
"Posisi itu harus diajarkan," ujar Erlina ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Sabtu (12/9).
Ketika ditanya detail cara melakukannya, Erlina mengungkap, proning position bukanlah posisi sujud. Menurut dia, pada dasarnya proning position bisa diartikan tengkurap.
"Pasien tengkurap dengan wajah menengok ke samping," jelasnya.
Dalam beberapa jurnal kesehatan, proning position (posisi tengkurap) memang merupakan salah satu cara meringankan sesak napas. Sementara itu, dalam video yang beredar, dr Ahmad Rifai yang berbasis dari Florida, Amerika Serikat, menjelaskan bagaimana pihaknya membantu mengatasi pernapasan pasien Covid-19 di ruang perawatan intensif (ICU).
Rifai mempraktikkan proning position yang hampir mirip dengan posisi sujud. Posisi itu disebutnya bisa membantu meringankan sesak napas pasien Covid-19.
Menurut Rifai, banyak penelitian yang menunjukkan cara mengirim oksigen ke seluruh tubuh. Salah satunya dengan menempatkan pasien pada posisi tengkurap.
"Cara yang saya tunjukkan adalah dengan mengambil posisi tangan dan lutut untuk selanjutnya menjatuhkannya, bersamaan dengan menjatuhkan siku di muka dan menunduk (seperti sujud), dan menarik napas dan dipancing dengan batuk," ucap dia dalam videonya.
Rifai menegaskan, posisi tersebut sangat efektif untuk melumerkan semua kotoran dan lendir tebal di dasar paru-paru. Ia mengungkapkan, lendir yang mengganggu itu bisa keluar dengan dipancing batuk, sehingga itu dapat membantu pernapasan pasien Covid-19 menjadi lebih baik.
Hal serupa juga dikatakan oleh dokter spesialis patologi anatomi dari RS Dharmais, dr Evlina Suzanna. Menurutnya, proning position memang bisa membantu melegakan pernapasan.
Evlina menyebut, posisi tengkurap yang dimaksud, adalah dengan menunduk agar paru bagian bawah lebih rendah dari bagian atas. Dengan begitu, cairan ataupun lendir dalam paru yang "terperangkap", bisa mengalir dan keluar.
"Lendir dalam paru itu kan lengket, jadi tujuan membungkuk agar cairan mengalir ke bawah, sehingga bisa dibantu dengan kontraksi batuk yang dibuat," katanya.
Evlina mengungkapkan, proning position itu bisa mendorong lendir dari bawah paru untuk turun ke sistem saluran pernapasan. Selama apa harus tengkurap menyebut, perlu setidaknya sembilan jam untuk melakukan posisi tersebut. Namun, interval waktu ditentukan juga oleh berat badan dan kekentalan darah.
"Dan memang di beberapa rumah sakit, seperti Mitra Jati Asih, mereka juga telah melakukan itu di ruang ICU-nya," kata dia.
Evlina menjelaskan, proning position akan disarankan dokter jika pasien memiliki kadar oksigen antara 87 hingga 90. Utamanya, ketika pasien merasa pernapasannya tidak nyaman. Menurutnya, proning position sebenarnya bisa dilakukan sendiri oleh pasien tanpa pengawasan dokter. Asalkan, tata caranya dilakukan sesuai dan tidak dalam waktu sebentar.
Menurutnya, proning position memang bisa hampir sama bentuknya seperti sujud. Hanya saja, bagian muka perlu ditahan oleh siku agar tidak bersentuhan dengan permukaan.
"Posisi tengkurap atau proning adalah posisi dasar paru yang lebih tinggi dari posisi hidung dan mulut agar udara naik ke bagian dasar paru," tutur Evlina.
Posisi itu membantu kembang kempis paru, yang sebenarnya ada di diafragma, batas antara rongga dada dan rongga perut. Di situ ada otot pernapasannya, menurut Evlina.