Bangkrut, Century 21 Tutup Toko
Century 21 menjadi toko ke sekian yang bangkrut akibat pandemi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Century 21, salah satu toko barang branded dengan diskon gila-gilaan di New York, Amerika Serikat mengumumkan rencana penutupan semua tokonya di 13 lokasi. Century 21 menjadi toko ke sekian yang bangkrut akibat pandemi.
Perusahaan asuransinya pun gagal memberikan haknya. Dalam sebuah rilis, Century 21 menyebut bahwa perusahaan asuransinya belum membayar sekitar 175 juta dolar AS.
Perusahaan mengatakan, seharusnya dana tersebut bisa didapatkan Century 21 jika mengacu pada salah satu poin kesepakatan yakni, ‘berdasarkan kebijakan yang diberlakukan untuk melindungi dari kerugian yang berasal dari gangguan bisnis’. Dalam hal ini, Century 21 menghadapi dampak pandemi Covid-19.
Co-chief executive yang juga anak dari salah seorang pendiri Century 21, Raymond Gindi mencatat, uang asuransinya pernah membantu Century 21 membangun kembali gedungnya setelah serangan 11 September. “Kami bayar premi rutin setiap tahun untuk perlindungan dalam keadaan tak terduga seperti ini. Namun, mereka justru berpaling pada saat keadaan paling kritis kami,” kata dia.
Toko yang memiliki sekitar 4.000 karyawan dan menghasilkan sekitar 750 juta dolar AS dalam penjualan tahun lalu itu berencana untuk menghentikan operasi tokonya, menghentikan penjualan secara online, dan menutup toko-tokonya di New York, New Jersey, Pennsylvania, dan Florida.
Century 21 yang namanya mirip dengan pialang real estat itu didirikan pada 1961 oleh dua orang yang merupakan sepupu, yakni Sonny dan Al Gindi. Toko mereka dengan cepat dikenal karena menjual barang bermerek dengan harga murah.
Century 21 menjadi pelopor model belanja low-price yang sekarang ada di mana-mana. Usahanya mencakup jaringan nasional AS, seperti Ross, TJ Maxx, dan Marshalls.
Dengan tagline-nya "New York's Best Kept Secret" dan toko utama di dekat World Trade Center, Century 21 menjadi tujuan utama jika berada di New York. Perancang toko Zac Posen mengatakan kepada The Wall Street Journal, toko tersebut telah memperkenalkan diri sebagai referensi umum toko belanja fashion dalam budaya pop.
“Toko Century 21 mewakili kesepakatan klasik di New York. Toko itu adalah tempat untuk mendapatkan fashion dan barang mewah dengan harga terjangkau. Terkadang, orang bisa menemukan merek seperti Armani dan bahkan Christian Louboutin di sana,” ujar salah seorang profesor manajemen bisnis mode di Fashion Institute of Technology, yang menjadi penasihat Century 21 selama bertahun-tahun, Vincent Quan, dikutip The New York Times.
“Penduduk setempat tentu sudah mengetahuinya, tapi yang lebih besar lagi adalah turis juga mengetahuinya. Para turis yang datang mungkin bisa membawa koper mereka ke toko lalu mengisinya hingga penuh,” kata Quan lagi.
Century 21 bergabung dengan daftar panjang toko terkemuka yang telah menyatakan kebangkrutan akibat pandemi. Toko lainnya adalah Brooks Brothers, JC Penney, J Crew, Neiman Marcus, dan Sur la Table. Lord & Taylor, salah satu toko di New York yang sudah berdiri sejak 1826, juga mengumumkan rencana untuk melikuidasi perusahaannya bulan lalu.