Uji Klinis Berhasil, Vaksinasi Covid Dimulai Kuartal I 2021

Indonesia mendapatkan akses vaksin Sinovac sebanyak 250 juta sampai 300 juta dosis.

AP Photo/Hans Pennink
Uji klinis vaksin Covid-19 sedang dikembangkan oleh sejumlah perusahaan dan negara di dunia.
Rep: Adinda Pryanka Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, 30 juta dosis vaksin corona Sinovac sudah dapat diterima Indonesia  pada kuartal keempat tahun ini. Apabila uji coba klinis yang kini sedang berlangsung berhasil, vaksinasi diharapkan bisa dimulai pada kuartal pertama 2021.

Airlangga menjelaskan, Indonesia mendapatkan akses vaksin Sinovac sebanyak 250 juta sampai 300 juta dosis. Tapi, untuk tahun ini, pemerintah baru mendapatkan komitmen sebanyak 30 juta dosis.

Baca Juga


"Nanti, di kuartal pertama 2021, kita sudah bisa melakukan vaksinasi subject ke keberhasilan clinical trial," ujarnya dalam Sarasehan 100 Ekonom secara virtual, Selasa (15/9).

Pemerintah melalui induk holding BUMN farmasi Bio Farma, siap melakukan uji klinis tahap tiga untuk vaksin Sinovac. Sebagai tahap awal uji klinis tahap ketiga, vaksin tersebut sudah tiba di Bio Farma pada 19 Juli 2020 sebanyak 2.400 vaksin untuk diuji coba pada Agustus.

Selain dari Sinovac, menjelaskan, pemerintah juga menggaet swasta lain dalam pengembangan vaksin Covid-19. Di antaranya dengan Wuhan Institute Biological Product yang juga bermitra dengan Sinopharm. Untuk mitra di Indonesia, pengembangannya akan dilakukan bersama dengan PT Kimia Farma.

Menurut presentasi yang disampaikan Airlangga, kini sedang berlangsung uji klinik fase ketiga di Uni Emirat Arab (UEA) untuk vaksin tersebut.

Sumber pengembangan vaksin berikutnya adalah Astra Zeneca yang kini juga sedang diadakan uji klinik fase ketiga di Inggris, Amerika, Brazil dan Afrika selatan.

Pemerintah juga menggaet aliansi Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) untuk pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia.

Melalui GAVI dan CEPI, Airlangga menyebutkan, pemerintah Indonesia bisa mendapatkan vaksin dengan harga lebih rendah. "Bisa sampai tiga hingga lima dolar AS, sedangkan Sinovac antara 10 sampai 20 dolar AS," katanya.

Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kini juga sedang menyiapkan vaksin Merah Putih. Dalam proses perumusan percepatan, diharapkan uji klinis ketiga dapat diselesaikan pada akhir 2021.

Sebelumnya, Airlangga mengatakan, pemerintah telah menganggarkan Rp 3,3 triliun untuk pembayaran uang muka (down payment/DP) dalam pengadaan vaksin. Dana tersebut sudah tersedia dan masuk dalam tahun anggaran 2020.

Jumlah DP tersebut sekitar 10 persen dari total anggaran yang disiapkan pemerintah untuk pengadaan vaksin. "Seluruh dana yang disiapkan adalah Rp 37 triliun untuk program multiyears," ujar Airlangga dalam Konferensi Pers Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), Jumat (4/9).



Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler