Tel Aviv Kembali Dibombardir, Israel Dilaporkan tak Siap Hadapi Serangan Houthi

Militer Israel dilaporkan mengalami kesulitan cukup besar menanggapi serangan Houthi.

AP Photo/Francisco Seco
Tel Aviv usai terkena bom (Ilustrasi).
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV — Israel dinilai harus menghadapi tantangan berat dalam melawan serangan rudal dan pesawat drone yang diluncurkan oleh gerakan Houthi Ansarallah Yaman sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023, surat kabar Israel Maariv melaporkan Sabtu (21/12/2024).

Insiden terbaru terjadi pada Sabtu pagi ketika rudal balistik yang ditembakkan oleh Angkatan Bersenjata Yaman, yang berafiliasi dengan Ansarallah, menghantam ibu kota Israel, Tel Aviv. Serangan tersebut dilaporkan melukai 30 orang, seperti yang dilaporkan oleh sumber-sumber Israel. Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Menurut Maariv, kelompok Yaman tersebut telah meluncurkan lebih dari 200 rudal balistik dan 170 pesawat nirawak ke sasaran-sasaran Israel, yang memberikan tekanan berat pada kemampuan pertahanan Israel.

“Sebagian besar rudal dan pesawat nirawak dicegat oleh Amerika dan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Israel tidak siap dalam hal intelijen dan diplomasi untuk menghadapi ancaman dari Houthi (Ansarallah – PC) dari Yaman,” kata laporan itu.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa sistem pertahanan Israel, termasuk Iron Dome dan sistem pertahanan udara lainnya, telah berjuang untuk beradaptasi dengan ancaman yang terus berkembang yang ditimbulkan Houthi.

Artikel itu menekankan, militer Israel mengalami kesulitan yang cukup besar baik dalam mempertahankan diri maupun dalam menanggapi serangan tersebut. Maariv lebih lanjut mengkritik kesiapan Israel, dengan menyatakan bahwa negara itu tidak siap menghadapi ancaman yang ditimbulkan Houthi.

"Hal yang menyedihkan tentang semua ini adalah bahwa Israel tidak merumuskan rencana nyata untuk menghadapi ancaman dari timur," kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa skenario yang sama juga terjadi di utara, di mana selama lebih dari setahun pemerintah Israel menormalkan penembakan dari Lebanon.

Maariv juga mengatakan bahwa upaya pembalasan Israel, termasuk serangan udara terhadap infrastruktur sipil di Yaman, sebagian besar dianggap sebagai tindakan simbolis yang dimaksudkan untuk hubungan masyarakat.

Kegagalan sistem pertahanan udara Israel secara khusus dikritik. Maariv melaporkan bahwa sistem pertahanan rudal ‘Arrow’, garis pertahanan utama Israel terhadap rudal balistik, gagal empat kali berturut-turut untuk mencegat rudal, termasuk tiga yang diluncurkan dari Yaman dan satu dari Lebanon.

Sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza, yang telah mengalami perang genosida Israel sejak 7 Oktober 2023, gerakan Ansarallah telah menargetkan kapal kargo Israel dan kapal-kapal yang terkait dengan Tel Aviv di Laut Merah. Kelompok tersebut telah menyatakan tekadnya untuk melanjutkan operasi hingga genosida Israel di Gaza berhenti.

Selepas serangan ke Tel Aviv, ledakan mengguncang ibu kota Yaman, Sana'a, pada Sabtu malam. Militer Amerika Serikat mengonfirmasi telah melakukan "serangan udara presisi" di daerah tersebut.

Menurut badan negara Yaman, SABA, ibu kota tersebut menjadi sasaran agresi AS-Inggris. SABA  yang mengutip sumber keamanan, mengatakan bahwa serangan tersebut menargetkan daerah Attan.

Koresponden Al-Mayadeen juga mengonfirmasi bahwa dua serangan udara telah menargetkan Gunung Attan, yang terletak di selatan kota tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan pasukan AS melakukan serangan udara presisi terhadap fasilitas penyimpanan rudal dan fasilitas komando dan kontrol yang dioperasikan oleh Houthi yang didukung Iran di wilayah yang dikuasai Houthi di Sanaa.

Dikatakan bahwa serangan dilakukan untuk mengganggu dan melemahkan operasi Houthi (Ansarallah – PC), seperti serangan terhadap kapal perang Angkatan Laut AS dan kapal dagang di Laut Merah Selatan, Bab al-Mandeb, dan Teluk Aden." Pasukan CENTCOM juga menembak jatuh beberapa kendaraan udara nirawak serang satu arah Houthi (UAV OWA) dan rudal jelajah antikapal (ASCM) di atas Laut Merah,” tambah pernyataan itu. Operasi itu melibatkan aset Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS, termasuk F/A-18.

Penyangkalan Israel

Menyangkal keterlibatan Israel, The Times of Israel, mengutip sumber-sumber Israel, melaporkan bahwa serangan itu dilakukan oleh koalisi pimpinan AS, dan bukan Israel.

Al-Mayadeen mengutip dari Menteri Informasi Sanaa Hashem Sharaf al-Din yang mengatakan bahwa Washington tidak belajar dari kesalahan (masa lalu). Dia menambahkan bahwa AS akan terus “dipermalukan” oleh Yaman.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sanaa Jamal Ahmad Amer mengatakan bahwa negara mana pun yang membantu agresi Israel di Yaman akan dianggap sebagai mitra agresi tersebut, Al-Mayadeen melaporkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler