Oposisi Rusia yang Diracun Novichok Tanpa Alat Bantu Napas
Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny sebelumnya dikonfirmasi diracuni dengan Novichok
REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Dokter rumah sakit di Jerman menyatakan, pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny dapat bernapas sendiri dan meninggalkan ranjang rumah sakit sebentar, Senin (14/9). Jerman juga mengumumkan bahwa laboratorium Prancis dan Swedia telah mengkonfirmasi temuannya bahwa dia diracuni oleh Novichok.
Rumah sakit Charite di Berlin menyatakan Navalny telah berhasil dikeluarkan dari ventilasi mekanis. Dia dapat meninggalkan tempat tidurnya untuk waktu yang singkat.
Meskipun mencatat peningkatan kesehatan Navalny, pernyataan itu tidak membahas dampak jangka panjang lawan dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Dokter sebelumnya memperingatkan bahwa meskipun Navalny mulai pulih, masalah kesehatan jangka panjang akibat keracunan tidak dapat dikesampingkan.
Navalny diterbangkan ke Berlin untuk perawatan di rumah sakit setelah dua hari jatuh sakit dalam penerbangan domestik di Rusia pada 20 Agustus. Jerman menuntut Rusia menyelidiki kasus itu, sementara Moskow menuduh Barat berusaha mencoreng nama Kremlin.
Pemerintah Jerman mengatakan, tes oleh laboratorium di Prancis dan Swedia mendukung temuan laboratorium militer Jerman. Hasil tes tersebut menunjukan Navalny diracuni dengan Novichok, kelas yang sama dari agen era Soviet yang menurut Inggris digunakan pada mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury. , Inggris, pada 2018.
Juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert, menyatakan, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) yang bermarkas di Den Haag juga mengambil langkah-langkah agar sampel dari Navalny diuji di laboratorium yang ditunjuk. Dia mengatakan, Jerman telah meminta Prancis dan Swedia untuk pemeriksaan independen atas temuan tersebut.
"Dalam upaya terpisah dari pemeriksaan OPCW yang masih berlangsung, tiga laboratorium sementara secara independen satu sama lain memberikan bukti bahwa keracunan Pak Navalny disebabkan oleh agen saraf dari kelompok Novichok," kata Seibert.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menuduh Barat menggunakan insiden itu sebagai dalih untuk memberlakukan sanksi baru terhadap Moskow. Dia mengatakan, nyawa Navalny diselamatkan oleh pilot pesawat yang dengan cepat mendarat di kota Omsk di Siberia ketika pingsan dan ditangani dengan tindakan cepat para dokter di sana.
"Tindakan sempurna dari pilot, kru ambulans, dan dokter ditampilkan sebagai 'kebetulan yang membahagiakan'," ujar Lavron kepada televisi RTVI.
Lavron menekankan, Brata sangat berani mempertanyakan profesionalisme dokter dan penyidik yang dimiliki Rusia. Dia menilai, arogansi dan rasa kesempurnaan telah terlihat di Eropa sebelumnya dan konsekuensinya sangat menyedihkan.
Pihak berwenang Rusia, menurut Lavron, telah melakukan penyelidikan awal dan mendokumentasikan pertemuan Navalny sebelum jatuh sakit. Hanya saja, dia menekankan, mereka perlu melihat bukti keracunannya untuk meluncurkan penyelidikan kriminal lengkap.
"Kami memiliki undang-undang sendiri, di mana kami tidak dapat mempercayai seseorang mengatakan begitu untuk membuka kasus pidana. untuk saat ini, kami tidak memiliki dasar hukum," kata Lavron.
Berlin telah menolak tuduhan dari Moskow bahwa mereka menunda untuk berbagi bukti. Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, mengatakan, bukti dari laboratorium luar negeri telah menguatkan temuan Jerman.
"Kami tidak berharap pembawa berita buruk, yaitu kami diserang lebih jauh, tetapi mereka harus menangani berita itu sendiri," kata Mass.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Maria Adebahr, menyatakan kalau Navalny sudah berada di Rusia selama 48 jam. Dengan kondisi itu Rusia seharusnya sudah memiliki bukti kondisi dari tokoh oposisi itu.
"Ada sampel dari Navalny di pihak Rusia. Pihak Rusia dipanggil, bahkan setelah tiga laboratorium independen menetapkan hasilnya, untuk menjelaskan dirinya sendiri, dan Rusia memiliki ... semua informasi dan semua sampel yang dibutuhkan untuk analisis," kata Adebahr.
Dokter Rusia yang merawat Navalny di Omsk mengatakan tidak ada bukti keracunan yang dapat ditemukan dan menekankan dia terlalu tidak stabil untuk dipindahkan. Sebuah badan amal Jerman mengirim pesawat evakuasi medis untuk membawanya ke Berlin, yang dilakukan setelah dokter Jerman mengatakan dia cukup stabil untuk dipindahkan.