Erick Thohir Beberkan Upaya Perkuat Penanganan Covid-19
Erick Thohir mengatakan persentase pasien sembuh mencapai 72,9 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus melakukan langkah strategis untuk penanganan covid-19. Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dan Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan berbagai langkah hasil koordinasi dengan lintas kementerian lembaga dan pemerintah daerah telah dilakukan.
"Mulai dari penambahan kemampuan testing specimen, menyiapkan dan menambah kesediaan tempat tidur di rumah sakit serta ruang isolasi, meningkatkan standarisasi penanganan kasus dan pasokan obat terapi penyembuhan, hingga percepatan ketersediaan vaksin COVID-19,” ujar Erick, Rabu (23/9).
Hingga kini, menurut Erick, langkah-langkah tersebut menampakkan hasil yang positif. Per Selasa (22/9) pemeriksaan spesimen pada September ini sudah mencapai 43,89 ribu secara nasional dan persentase pasien sembuh mencapai 72,9 persen.
Langkah strategis berikutnya adalah meningkatkan tren kesembuhan dan mengantisipasi peningkatan kasus. Pemerintah memastikan kebutuhan perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan terjaga dan menjaga ketersediaan fasilitas isolasi pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala.
"Contohnya Wisma Atlet untuk wilayah DKI Jakarta, dan hotel-hotel bintang 2 dan 3 di daerah. Sekaligus hal ini meringankan beban rumah sakit, mengurangi beban tenaga medis supaya tidak kewalahan dan kelelahan. Dan yang juga penting membatasi penyebaran virus dan penularan dari OTG,” kata Erick.
Selain itu, KPCPEN melakukan koordinasi dengan BUMN holding rumah sakit untuk mendorong standarisasi terapi kesembuhan pasien COVID-19. Standarisasi manajemen klinis dalam terapi kesembuhan pasien penting dilakukan agar para dokter di wilayah yang jauh dari kota besar bisa mengikuti prosedur medis yang distandarkan dan ada rujukan dalam perawatan pasien.
Di bidang farmasi, KPCPEN mendorong kemampuan perusahaan farmasi dalam negeri menyediakan alat kesehatan dan obat-obatan esensial untuk terapi penyembuhan pasien COVID-19. Beberapa obat antiviral yang sangat diperlukan untuk menangani pasien COVID-19 memang masih impor, seperti remdesivir. Namun, dua perusahaan farmasi nasional, Indofarma dan Kimia Farma tengah berupaya memproduksi obat antiviral lokal.
Berkaitan dengan penyegeraan vaksin COVID-19, Pemerintah terus mempercepat ketersediaan vaksin lewat jalur bilateral dan multilateral. Selain kerjasama Biofarma dengan Sinovac, atau Kimia Farma dengan G42, serta penjajakan kerjasama dengan Genexine, CanSino, dan AstraZeneca, pemerintah tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan farmasi lainnya, yaitu Pfizer, Johnson & Johnson, dan Novafax.
“Ditambah mekanisme kerjasama multilateral dengan UNICEF dalam kerangka COVAX Facility, yakni berupa jaminan akan kecepatan, ketersediaan, dan pengiriman vaksin, maka usaha kita untuk menyegerakan ketersediaan vaksin demi melindungi masyarakat sudah di jalur yang tepat,” tambah Erick Thohir.
Ia juga menyatakan keyakinannya bahwa semangat gotong royong semua pihak akan menjadi modal besar bangsa hadapi pandemi COVID-19. Erick terus mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk terus disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, untuk menjaga dari potensi penularan.
Di seluruh dunia, per 22 September, terjadi peningkatan 222,2 ribu kasus. Total kasus mencapai 31,17 juta kasus. Di Indonesia sendiri, terjadi kenaikan 4,07 ribu kasus di Indonesia seiring dengan munculnya klaster-klaster baru.