Jepang Siapkan Misi Lain Usai Bawa Sampel Asteroid ke Bumi
Pesawat Hayabusa2 akan mengamati asteroid lain setelah bawa sampel asteroid Ryugu.
REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pesawat ruang angkasa Jepang Hayabusa2 saat ini sedang melakukan perjalanan pulang-pergi dari asteroid Ryugu. Hayabusa2 membawa potongan-potongan batu luar angkasa kembali ke Bumi.
Setelah mengantarkan sampel yang berharga, Hayabusa2 akan berayun kembali ke luar angkasa untuk mengunjungi tujuan berbatu lainnya.
"Setelah Hayabusa2 mengirimkan sampel asteroid Ryugu ke Bumi pada bulan Desember, pesawat akan berangkat menuju target asteroid baru: 1998 KY26," kata Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) dilansir di Space, Kamis (1/10).
Pesawat ruang angkasa itu akan mencapai asteroid baru pada tahun 2031. Hayabusa2 mencapai asteroid Ryugu pada Juni 2018 dan menghabiskan lebih dari setahun mempelajari batuan luar angkasa.
Pesawat ruang angkasa meninggalkan Ryugu pada November 2019. Kapsul akan mengembalikan potongan-potongan asteroid ke Bumi dengan pendaratan 6 Desember di Pedalaman Australia.
Misi pertama Hayabusa2 bertujuan untuk membantu para ilmuwan mempelajari komposisi mineral asteroid Ryugu. Dengan mempelajari sampel ini diharapkan bisa mempelajari lebih lanjut tentang asal-usul dan evolusi Bumi dan tata surya.
Misi baru yang diperpanjang ini akan mengirim Hayabusa2 dalam pelayaran selama puluhan tahun melintasi ruang angkasa untuk fokus pada pertahanan planet, debu antarplanet, dan deteksi planet ekstrasurya.
Menurut JAXA, Asteroid 1998 KY26 adalah batuan berputar cepat yang mengelilingi matahari di antara orbit Bumi dan Mars. Asteroid ini kadang-kadang memotong jalur planet kita dalam perjalanan 1,37 tahun. Asteroid bulat dan mengerut berdiameter sekitar 98 kaki (30 meter) dan hanya membutuhkan waktu 10,7 menit untuk berputar sekali di sekitar porosnya.
Badan antariksa menyatakan misi ini untuk mempersiapkan potensi tabrakan ke Bumi oleh objek berukuran serupa. Dalam garis besarnya, pejabat JAXA merujuk pada meteorit Chelyabinsk, yang kira-kira berukuran setengah dari ukuran KY26 1998 dan menyebabkan ledakan bola api besar-besaran di Rusia pada 2013.
Salah satu instrumen Hayabusa2 memiliki apertur yang mungkin juga dapat mengamati bintang terang. JAXA bertujuan untuk mengamati bintang-bintang ini untuk melihat penurunan tingkat kecerahannya, yang dapat menunjukkan keberadaan planet ekstrasurya yang melintasi wajah bintang. Jika Hayabusa2 mendeteksi planet ekstrasurya, itu akan menjadi pesawat luar angkasa Jepang pertama yang melakukannya.
"Misi yang diperpanjang juga akan mencakup penerbangan berkecepatan tinggi dari objek lain, asteroid 2001 CC21," kata JAXA.