Jokowi: Pencapaian Ekonomi Kita tidak Jelek-jelek Amat

Jokowi mengatakan kebijakan pemerintah sudah tepat dan mampu menjaga perekonomian

KEMENLU/ANTARA
Presiden Joko Widodo (ilustrasi)
Rep: Sapto Andika Candra Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim penanganan Covid-19 selama tujuh bulan pandemi berjalan sudah cukup baik. Kebijakan pemerintah, yang menurut Jokowi sudah tepat ini, mampu menjaga perekonomian nasional dari kontraksi yang lebih dalam. 

Baca Juga


"Dalam hal ekonomi, pencapaian kita juga tidak jelek-jelek amat. Ekonomi kita menurun, iya, betul itu fakta. Tapi mana ada negara yang tidak menurun ekonominya. Bahkan ada banyak negara lain yang harus memikul beban ekonomi yang jauh lebih parah," ujar Jokowi dalam pernyataan yang diunggah melalui media sosial, Sabtu (3/10) malam. 

Jokowi mengakui bahwa kinerja pertumbuhan ekonomi nasional mau tak mau ikut minus. PDB nasional hanya mampu tumbuh -5,3 persen pada kuartal II 2020 lalu. Namun yang perlu diingat, ujar Jokowi, masih banyak negara lain dengan kondisi yang lebih 'buruk'. 

Sebenarnya ini bukan kali pertama Jokowi membandingkan Indonesia dengan negara lain. Sejak mulai melakukan kunjungan ke daerah-daerah terkait penanganan pandemi, Jokowi kerap menyampaikan bahwa Indonesia 'tidak lebih buruk' ketimbang negara lain. 

India misalnya, ekonominya anjlok menjadi -23,9 persen sepanjang kuartal II 2020. Lalu Spanyol -22,1 persen, Inggris -21,7 persen, dan AS -9,5 persen. 

Di kawasan ASEAN, Indonesia juga terbilang masih lebih baik. Malaysia misalnya, mengalami kontraksi hingga -17,1 persen pada kuartal II 2020. Kemudian Filipina -16,5 persen, Singapura -13,2 persen, dan Thailand -12,2 persen. 

"Dibandingkan dengan beberapa negara Asia Tenggara lainnya misalnya, kinerja ekonomi kita masih lebih baik. Sekai lagi ini fakta. Ini harus kita ambil hikmahnya agar kita juga tetap optimis dan tidak kehilangan harapan. Sekali lagi saya tegaskan, kita harus tetap optimis," ujar Jokowi. 

Jokowi menjelaskan bahwa strategi pemerintah dalam menangani Covid-19 adalah mencari keseimbangan antara berbagai sektor, termasuk kesehatan dan ekonomi. Menurutnya, kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas. 

Meski begitu, memprioritaskan kesehatan tak lantas pemerintah mengabaikan ekonomi. Jokowi berdalih, mengorbankan ekonomi sepenuhnya justru mengorbankan kehidupan puluhan juta orang. Dengan begitu, Jokowi menegaskan, opsi untuk mengorbankan ekonomi ini tidak pernah diambil pemerintah. 

"Saya dan seluruh jajaran pemerintah selalu berupaya mencari keseimbangan itu. Tidak perlu sok-sokan. Akan me-lockdown, me-lockdown kota, atau me-lockdown kabupaten. Karena akan mengorbankan kehidupan masyarakat. Tetapi kita tetap serius mencegah mencegah penyebaran wabah," tegasnya.

Dengan penanganan pandemi yang sudah berjalan tujuh bulan ini, Jokowi bahkan menganggap hasilnya tidak buruk. Bahkan Jokowi memandang langkah pemerintah selama ini sudah cukup baik dengan hasil yang juga positif. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler