Pakar Medis Beri Sinyal Kondisi Trump Bisa Lebih Parah
Dokter memberikan deksametason untuk merespons paparan Covid-19 Trump.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para dokter yang tak terlibat merawat Donald Trump mempertanyakan kondisi presiden AS itu sebenarnya. Sebab, para dokter yang merawatnya memberikan deksametason untuk merespons paparan Covid-19 Trump.
Deksametason, obat kortikosteroid yang biasanya digunakan untuk kasus Covid-19 berat. Dokter yang merawat Trump mengatakan deksametason untuk merespons turunnya level oksigen dalam darah.
"Apa yang saya dengar dalam uraian yang disampaikan di konferensi pers menunjukkan presiden memiliki penyakit yang lebih parah dibandingkan gambaran optimistis yang diperlihatkan," kata pakar penyakit menular dari Lahey Hospital & Medical Center, Dr. Daniel McQuillen, Senin (5/10).
Infectious Disease Society of America mengatakan penelitian menunjukkan deksametason meningkatkan daya tahan pasien Covid-19 yang sakit parah atau kritis serta membutuhkan oksigen tambahan. Tapi, tidak boleh diberikan pada pasien dengan gejala ringan karena menurunkan kemampuan tubuh melawan virus.
Dokter yang merawat pasien Covid-19 selama beberapa bulan-bulan terakhir mengatakan, Trump dapat keluar dari rumah sakit. Presiden AS ke-45 itu sempat memberikan kejutan untuk para pendukungnya dengan melambaikan tangan dari dalam mobil yang berjalan sebentar di depan rumah sakit Walter Reed National Military Medical Center tempat ia dirawat.
"Dia tidak pulang ke rumah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, pada dasarnya rumah sakit di dalam Gedung Putih," kata profesor kedokteran University of Pittsburgh, Dr. Walid Gellad.
Trump yang sudah berusia 74 tahun langsung dibawa ke rumah sakit setelah hasil tes virus Corona-nya positif. Dokter yang merawat presiden mengatakan Trump diberi obat infus dari Regeneron yang sudah diuji.
Pada Sabtu (4/10) Trump juga mulai menerima obat infus antivirus remdesivir. Pakar penyakit menular Johns Hopkins University, Dr. Amesh Adalja mengatakan jika Trump tidak lagi membutuhkan oksigen tambahan dan dapat beraktivitas normal maka ia boleh keluar dari rumah sakit.
"Pertanyaan yang lebih besar apakah ada risiko, kondisinya memburuk atau ia kian membaik," kata Adalja.
Covid-19 kerap dikarakteristikan ke dalam dua tahap. Tahap pertama infeksi itu sendiri dan di sejumlah kasus muncul tahap kedua saat sistem kekebalan tubuh merespon virus terlalu berlebihan sehingga merusak organ tubuh.
Kepala penyakit menular California’s UC Davis Health Dr. Stuart Cohen mengatakan pasien biasanya mengalami gejala-gejala ringan lalu satu pekan kemudian 'segalanya turun dengan cepat'. "Selalu sulit untuk memprediksi siapa yang mengalami hal itu," kata Cohen.
Para dokter mengatakan pasien Covid-19 yang merespons perawatan dengan baik dapat keluar dari rumah sakit dengan cepat. Tapi mereka tetap harus dipantau.
"Sekitar satu pekan setelah mengalami gejala pertama, beberapa orang mengalami perkembangan gejala Covid-19 yang memburuk, napas pendek dan komplikasi lainnya," kata dokter penyakit menular Massachusetts General Hospital, Dr. Rajesh Gandhi.
Kepala New York Northwell Health, Dr. David Battinelli mengatakan 'sangat memungkinkan' Trump dapat keluar dari rumah sakit. Tapi ia memperingatkan butuh waktu yang cukup lama hingga akhirnya ia dapat pulih sepenuhnya.
"Sangat tidak mungkin baginya untuk keluar dan bepergian dan menjalani kampanye kurang dari 14 hari," katanya.