Panduan Cek Kandungan Bagi Ibu Hamil Berisiko Rendah-Tinggi

Ibu hamil dengan risiko tinggi perlu memeriksakan kandungan lebih sering.

Kodim Kendari
Pemeriksaan kandungan semasa pandemi Covid-19 (Ilustrasi). Ibu hamil diserukan untuk tidak takut memeriksakan kandungannya di tengah pandemi Covid-19.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama pandemi Covid-19, ibu hamil diserukan untuk melindungi diri dari infeksi Covid-19. Pemeriksaan kandungan juga tetap dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga


"Kalau memang ibu termasuk berisiko rendah, maka kami sarankan setidaknya melakukan enam kali pemeriksaan kandungan selama kehamilan," ujar dr Kathleen Juanita Gunawan SpOG dalam konferensi pers virtual Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertema Perlindungan Ibu, Anak, dan Balita dari Covid-19, disimak di Jakarta, Rabu (14/10).

Kathleen menyebutkan, enam kali pemeriksaan terdiri dari satu kali pada usia kandungan 0 sampai 14 pekan dan dua kali pemeriksaan pada trisemester dua, yaitu usia kehamilan tiga hingga tujuh bulan. Berikutnya, tiga kali pemeriksaan pada kehamilan berusia tujuh bulan sampai melahirkan.

Di lain sisi, bagi ibu yang memiliki risiko tinggi, pemeriksaan kandungannya harus lebih sering. Misalnya, jika ibu hamil punya penyakit bawaan sebelum mengandung, seperti diabetes mellitus, hipertensi, asma, atau memiliki riwayat pernah mengalami kehamilan yang berisiko.

Kathleen meminta agar kondisi Covid-19 tak menjadi alasan seorang ibu takut untuk memeriksakan kehamilan. Ia mengkhawatirkan, perkembangan janin tak terpantau jika ibu tak memeriksakan diri. 

Kathleeen meminta ibu hamil tidak takut untuk memeriksakan kehamilannya seraya memerhatikan protokol kesehatan saat keluar rumah, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun. Ia menyerukan ibu yang sedang mengandung untuk memerhatikan janinnya karena masa yang paling penting dalam kehidupan seseorang adalah 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yang dimulai dari 280 hari bayi saat masih dalam kandungan kemudian dilanjutkan sampai balita berusia dua tahun.

"Itu masa yang sangat penting jadi pondasi kehidupan seseorang," kata  dokter spesialis obstetri dan ginekologi tersebut.

Kathleen menyarankan agar ibu hamil tetap berolahraga rutin, setidaknya tiga kali dalam sepekan selama 30 hingga 90 menit. Aktivitas fisik yang dipilih adalah yang tidak memiliki risiko terjatuh.

Selain itu, Kathleen merekomendasikan ibu hamil terkena sinar matahari. Sebab, paparan sinar matahari pagi terutama sebelum pukul 9 pagi sangat baik untuk meningkatkan imunitas tubuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler