Palestina Kecam Pembangunan Rumah Israel di Tepi Barat

Israel menyetujui pembangunan lebih dari 1.300 rumah di Tepi Barat.

EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Palestina Kecam Pembangunan Rumah Israel di Tepi Barat. Warga Palestina mencari perlindungan dari gas air mata yang ditembakkan oleh tentara Israel selama demonstrasi menentang permukiman Israel di desa Bet Dajan dekat kota Nablus, Tepi Barat utara, Jumat (9/10/2020).
Rep: umar mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel menyetujui pembangunan lebih dari 1.300 rumah untuk pemukim baru di Tepi Barat yang diduduki pada Rabu (14/10). Hal ini disampaikan organisasi anti-permukiman Israel Peace Now sebagaimana dilansir di Asharq Al-Awsat, Kamis (15/10).

Baca Juga


Peace Now dalam pernyataannya mengatakan, komite perencanaan di Administrasi Sipil Israel di Tepi Barat memberikan persetujuan akhir untuk membangun 1.357 unit rumah di beberapa permukiman. Di pemukiman Beit El sendiri akan dibangun 350 unit baru dan ini dianggap sebagai pencapaian yang luar biasa.

Peace Now juga menyebutkan, komite perencanaan Administrasi Sipil Israel di Tepi Barat siap untuk bergerak maju atas proyek pembangunan rumah tersebut. Proyek ini setidaknya akan membangun 4.430 rumah pemukim baru.

Keputusan pembangunan ribuan rumah itu menuai kecaman di kalangan warga Palestina. Secara terpisah, Juru Bicara Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh mendesak agar masyarakat internasional turut menghentikan pembangunan pemukiman oleh Israel.

"Kami mendesak masyarakat internasional untuk segera campur tangan untuk menghentikan kegilaan permukiman ini, yang menghancurkan setiap kesempatan untuk proses perdamaian sejati," kata Nabil Abu Rudeineh.

Peace Now menilai persetujuan Israel atas pembangunan tanda Israel menolak keberadaan Palestina. Bagi mereka, ini berarti Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang bergerak cepat untuk mencaplok Tepi Barat.

Pada 15 September lalu, Netanyahu, Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid Al Zayani menandatangani Abraham Accord di Gedung Putih, Amerika Serikat (AS). Ini menjadi tanda resmi normalisasi diplomatik ketiga negara.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler