Pertamina Tambah Pasokan Gas Elpiji Subsidi di Bintan
Pertamina juga memperketat pengawasan penyaluran gas elpiji tiga kilogram agar tepat
REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- PT Pertamina (Persero) menambah pasokan elpiji bersubsidi tiga kilogram (kg) di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini dilakukan menyusul informasi kelangkaan bahan bakar itu.
Pjs Unit Manager Communication Relation & CSR Pertamina Marketing Operation Region I SumateraBagian Utara (Sumbagut)Nurhidayanto menyampaikan warga kesulitan mendapatkan elpiji bersubsidi karena pengecer membeli bahan bakar itu dari pangkalan. "Menyikapi hal tersebut, kami melakukan beberapa langkah. Pertama, menambahfakultatif elpiji 3 kg sebanyak 1.120 tabung di sejumlah wilayah Kabupaten Bintan," katanya dalam keterangannya yang diterima di Batam, Kepri, Ahad (18/10).
Ia menyampaikan dari tambahan 1.1230 tabung, sebanyak 820 tabung didistribusikan ke wilayah Tanjung Uban, Bintan Utara dan 300 tabung lainnya ke wilayah Bintan Timur. Selain menambah pasokan elpiji bersubsidi, Pertamina juga memperketat pengawasan penyaluran elpiji 3 kg agar tepat sasaran.
Nurhidayanto mengatakan pihaknya menetapkan pangkalan hanya boleh menjual satu tabung per kepala keluarga (KK). Setiap pembeli juga diwajibkan membawa foto kopi KTP sebagai bukti. Lalu, pihaknya menegaskan kembali ke pangkalan agar menjual elpiji 3 kg sesuai dengan HET.
"Penambahan ini dilaksanakan karena terjadinya lonjakan permintaan elpiji 3 kg. Hasil pengamatan kami, kenaikan permintaan dikarenakan di tengah kondisi pandemi sebagian warga beralih profesi menjadi pengecer elpiji," kata Nurhidayanto.
Karenanya, Pertamina membatasi penambahan secarafakultatif, agar tidak disalahgunakan pengecer. Menurut dia, penambahan elpiji yang terlalu banyak dikhawatirkan akan membahayakan ketersediaan sisa kuota.
Ia mencatat hingga September 2020, pihaknya telah mendistribusikan elpiji 3 kg lebih dari 12,2 juta tabung di wilayah Kepri, hingga menyisakan kuota 3,4 juta tabung hingga akhir Desember 2020. Jika penyaluran Oktober 2020 ditambah melebihi alokasi, lanjut Nurhidayanto,maka akan mengurangi alokasi pada bulan-bulan berikutnya.
Padahal, pada bulan-bulan mendatang terdapat momen seperti Maulid Nabi, Natal, dan Tahun Baru 2021, yang secara historis menunjukkan peningkatan kebutuhan elpiji. "Itu sebabnya, kami berhati-hati melakukan penambahan penyaluran. Karena kuotanya tidak bertambah. Jika disalurkan terlalu banyak, apalagi kurang tepat sasaran, maka berisiko ketersediaan hingga akhir tahun," kata Nurhidayanto.
Dalam kesempatan itu, ia mengimbau masyarakat membeli elpiji 3 Kg di pangkalan resmi, sesuai dengan kebutuhan. Masyarakat tidak perlu menyimpan lebih banyak, demi menghindari pembelian berlebih.
Ia juga mengingatkan pihaknya akan menindak agen dan pangkalan yang melanggar ketentuan, seperti menjual ke pengecer. "Selain itu, kami juga mendorong masyarakat mampu untuk mengonsumsi elpiji nonsubsidi. Pertamina menyediakan elpijinonsubsidi seperti Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg, agar elpiji subsidi 3 kg benar-benar digunakan oleh yang berhak," kata Nurhidayanto.