OJK: Likuiditas Perbankan Tercukupi Pasca Distribusi Vaksin
Setelah adanya vaksin maka pemulihan ekonomi akan berangsur pulih.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau kepada perbankan dapat bersiap menghadapi ekonomi yang akan bergeliat setelah adanya distribusi vaksin. Hal ini mengingat pemerintah sudah berkomitmen dapat melakukan vaksinasi covid-19 pada November 2020.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan setelah adanya vaksin maka pemulihan ekonomi akan berangsur pulih. Bahkan saat ini beberapa sektor ekonomi sudah mulai kembali bergeliat.
"Meski gradual, anti virus tahun depan bisa didistribusikan. Ini berita positif. Mari mulai siap-siap jangan sampai ketinggalan kereta. Perbankan jangan sampai kurang likuiditas, di daerah masih perlu di genjot lagi, agar demand bisa tumbuh lebih cepat," ujarnya saat konferensi pers virtual Opening Ceremony Capital Market Summit & Expo 2020, Senin (19/10).
Wimboh menyebut saat ini aktivitas-aktivitas di daerah sudah mulai aktif kembali. Hal ini terlihat dari tingkat okupansi terisian hotel-hotel di daerah.
"PDB (Produk Domestik Bruto) masih resilience dan di daerah aktivitasnya mulai sudah tumbuh, dan hotel-hotel di daerah sudah mulai penuh. Daerah-daerah bukan kota besar, pertumbuhan di sana, sudah mulai menggeliat," ucapnya.
Kendati demikian, hingga saat ini, kata Wimboh likuiditas perbankan jauh tercukupi dalam menghadapi pandemi covid-19. Namun, tak bisa dipungkiri demand dari masyarakat di tengah pandemi juga masih belum meningkat.
Oleh karena itu, diharapkan untuk pelaku usaha dan semua pelaku ekonomi untuk bisa berisap. Hal ini karena dari sisi keuangan, terutama perbankan likuiditasnya sudah sangat tercukupi.
Wimboh juga melihat masih adanya ketidakmauan para pelaku usaha untuk melakukan ekspansi usahanya. Hal ini juga yang mengakibatkan, permintaan kredit perbankan masih lesu. Dia pun membuka kesempatan kepada pelaku usaha untuk bisa melakukan komunikasi dengan dirinya, apalagi yang perlu didorong untuk bisa meningkatkan usahanya.
"Kami ingin mendengar kalangan pengusaha. Kalau kemampuan tidak masalah, kredit siap, perbankan siap, insentif pajak dan lainnya ada. Mampunya tidak jadi masalahnya, tinggal maunya kapan akan bergerak, perlu kita sepakati bersama," ucapnya.