Hutama Karya Lanjutkan Pembangunan Bendungan Bintang Bano

Bendungan Bintang Bano merupakan salah satu proyek infrastruktur prioritas.

Hutama Karya
Hutama Karya. PT Hutama Karya (Persero) dipercaya melanjutkan kembali pemvangunan Bendungan Bintang Bano di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Rep: Rahayu Subekti Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) dipercaya melanjutkan kembali pemvangunan Bendungan Bintang Bano di Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebelumnya, Hutama Karya membangun bendungan terbesar di NTB tersebut untuk tahap pertama. 

Baca Juga


"Pembangunan tahap kedua berupa penyelesaian bendungan utama dan pembangunan saluran pelimpah bendungan dengan total nilai kontrak sebesar Rp 379 miliar, dimana porsi Hutama Karya sebesar Rp 132,6 miliar," kata Direktur Operasi II Hutama Karya Novias Nurendra dalam pernyataan tertulisnya, Senin (19/10). 

Dia menjelaskan, Bendungan Bintang Bano merupakan salah satu proyek infrastruktur prioritas pemerintah karena termasuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Bendungan tersebut mampu menampung 65,84 juta meter kubik air.

Novias menargetkan, pembangunan tahap kedua tersebut rampung pada 31 Desember 2021 atau selama 512 hari kerja. Lingkup pekerjaan Hutama Karya dalam proyek tersebut antara lain adalah pekerjaan galian tanah dan batu, pekerjaan hidromekanikal, pembangunan spillway dan jembatan spillway, pembangunan jalan akses, normalisasi sungai, pekerjaan shotcrete, pembangunan fasilitas umum, dan pekerjaan landscape

Dia menambahkan, bendungan multifungsi tersebut sudah dinantikan oleh warga sekitar karena akan memacu pertumbuhan agribisinis di Sumbawa Barat. Tak hanya itu, aliran air dari Bendungan Bintang Bano juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik minihidro 2 x 4,4 megawatt yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumbawa Barat.

"Saat semua pekerjaan telah selesai dan dapat beroperasi penuh, bendungan ini akan mampu mengairi 6.695 hektare lahan pertanian di sekitarnya serta menjadi sumber air baku dengan debit air 555 liter per detik. Selain itu juga bisa berfungsi sebagai pengendali banjir dari luapan air Sungai Brang Rea sebesar 21,13 juta meter kubik," ungkap Novias.

Novias memastikan, menyelesaikan proyek akan diupayakan tepat waktu agar masyarakat dapat segera merasakan dampak positif dari bendungan tersebut. Saat ini pekerjaan bendungan lanjutan masih dalam tahap persiapan sambil menunggu pengiriman logisitik serta koordinasi dengan pemerintah dan warga setempat.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler