Tuchel: PSG Kalah dari MU Karena Kurang Intensitas

PSG berjuang keras, tapi menjadi korban gol telat Marcus Rashford sehingga kalah 1-2.

AP Photo/David Vincent
Pelatih PSG, Thomas Tuchel
Rep: Fitrianto Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Thomas Tuchel menilai Paris Saint-Germain kurang intensitas sehingga takluk 1-2 dari Manchester United pada laga pembuka Grup H Liga Champions di Parc des Princes, Rabu (21/10) dini hari WIB. Ini menjadi kekalahan pertama PSG di Parc des Princes dalam laga penyisihan grup dalam 16 tahun.  

Baca Juga


PSG berjuang keras, tapi menjadi korban gol telat Marcus Rashford. Striker timnas Inggris ini pula yang telah menyingkirkan mereka dengan penalti pada babak 16 besar di Liga Champions musim 2018-19.

"Tidak mungkin bagi kami untuk menang hari ini. Saya tidak tahu mengapa kami kekurangan ritme dan intensitas, itu mengejutkan," kata Tuchel dilansir dari laman Reuters, Rabu (21/10).

Dalam laga ini PSG tanpa diperkuat kapten Marquinhos. Sang bek tengah yang selama dua musim didorong menjadi gelandang bertahan oleh Tuchel, gagal pulih dari cedera pangkal paha saat memperkuat timnas Brasil. "Pada babak pertama kami tidak cukup kuat, kami tidak cukup bermain bersama. Kemudian kami lebih baik setelah jeda tetapi sulit untuk tidak tampil lebih baik mengingat bagaimana kami bermain di babak pertama," kata Tuchel.

PSG meninggalkan United terlalu banyak ruang dan itu mengakibatkan Rashford mencetak gol kemenangan dengan tembakan silang rendah yang tepat ke sudut gawang setelah melesat melalui lini tengah. Ia menyesalkan permainan timnya terlalu terbuka, sehingga gagal mengendalikan jalannya laga.

Menurut Tuchel, masalah muncul saat Danilo Pereira menggantikan Marco Verratti yang cedera. Masalahnya Pereira tidak memiliki pengalaman kolektif dengan rekan setimnya seperti halnya Verratti.

"Kami menciptakan lini tengah yang baru pertama kali bermain bersama, itu tidak mudah," kata dia. 

PSG juga kekurangan gereget di lini depan, dengan Neymar, Kylian Mbappe dan Angel Di Maria tidak dapat mengancam gawang David de Gea. Padahal dua bulan lalu, juara Prancis itu mencapai final Liga Champions.

"Kami tidak bermain di level kami dalam pertahanan atau serangan. Sekarang bukan waktunya untuk marah atau kehilangan ketenangan kami. Kami hanya harus jujur ​​dengan diri kami sendiri dan mempertanyakan performa kami. Hari ini adalah awal yang sulit," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler